Hal yang Bisa Dilakukan Agar Anak Terbiasa Terbuka dengan Ayah atau Ibu

Hal yang Bisa Dilakukan Agar Anak Terbiasa Terbuka dengan Ayah atau Ibu

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Rabu, 21 Sep 2016 18:32 WIB
Hal yang Bisa Dilakukan Agar Anak Terbiasa Terbuka dengan Ayah atau Ibu
Foto: ilustrasi/thinkstock
Jakarta - Ketika terbiasa terbuka dengan orang tuanya, anak bisa lebih mudah menyampaikan masalahnya. Nah, membiasakan anak untuk terbuka tak harus disesuaikan dengan gendernya. Di mana anak lelaki harus biasa bercerita dengan ayahnya dan anak perempuan harus biasa bercerita dengan ibunya.

Seperti penuturan psikolog anak dan remaja dari RaQQi - Human Development & Learning Centre, Ratih Zulhaqqi, untuk bercerita pada orang tua, sebetulnya tidak harus sesuai gender si anak. Sebab, jika orang tua biasa terbuka dengan anak dan sering membuka topik pembicaraan dengan anak, anak tidak akan canggung menceritakan masalahnya baik pada bapak maupun ibu.

"Tapi kalau orang tuanya udah kaku, anak nggak bakal mau cerita, baik sama ibu atau bapaknya. Makanya, ketika anak bercerita, penting mendengar cerita anak sehingga dia merasa didengar dan diperhatikan," kata Ratih dalam perbincangan dengan detikHealth baru-baru ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terutama untuk ayah yang notabene kurang memiliki banyak waktu dengan anak karena urusan pekerjaan, Ratih menekankan pentingnya sentuhan ayah dalam pengasuhan anak. Dengan begitu, anak tahu bagaimana peran sosok ayah dalam keluarga.

Baca juga: Perilaku Anak Tanpa Ayah

"Untuk itu ayah harus selalu punya waktu untuk anaknya. Khususnya untuk anak cowok, perlu banget dia belajar peran itu (laki-laki) dari ayahnya. Kalau memang ayahnya sudah nggak ada, peran laki-laki bisa dipelajari dari anggota keluarga lain seperti om atau kakek misalnya," kata Ratih.

Beberapa waktu lalu, psikolog anak dan keluarga Anna Surti Ariani SPsi, MPsi, Psikolog atau akrab disapa Nina mengungkapkan usahakan jangan menunjukkan sikap malas-malasan ketika anak tampak ingin menceritakan sesuatu. Sebab, saat lawan bicara dianggap sudah malas-malasan, seseorang malah bisa jadi tidak terbuka.

Untuk itu, cobalah menjadi active listener yang baik. Menurut Nina, ketika seseorang mendengar saja, maka ia seperti mendengar percakapan orang lain. Tapi, jika mendengarkan, maka seseorang benar-benar menyimak. Untuk melakukan active listening, tunjukkan posisi tubuh yang siap, mengarah ke lawan bicara, dan lakukan kontak mata.

"Lalu, usahakan jangan tertutup. Misalnya saja menduga-duga hal yang akan dibicarakan pasti tidak penting, hal itu akan membuat kita udah malas dan nggak bisa mendengarkan cerita baru dari dia apa. Setelah itu tunjukkan pertanyaan-pertanyaan yang memang relevan dengan ceritanya. Setelah diberi pertanyaan, pastikan ada tidak cerita tadi yang dia tidak ingin diceritakan ke orang lain," lanjut Nina.

Baca juga: Begini Akibatnya Jika Orang Tua Jarang Ngobrol dengan Anak

(rdn/vit)

Berita Terkait