Menurut dr Meta Hanindita, SpA dari RSUD Dr Soetomo Surabaya, penyebab umum muntah biasanya adalah karena kelainan pada sistem pencernaan bayi. Selain itu, muntah juga bisa disebabkan karena alergi susu sapi.
"Terlalu cepat minum atau makan, serta jika si anak sedang batuk, bisa juga menyebabkan muntah," ungkap dr Meta kepada detikHealth.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika memang anak sering muntah sampai membuatnya jadi rewel, bahkan berat badannya turun dalam seminggu, dr Meta menyebutkan ini sudah merupakan indikasi bahwa anak harus segera dibawa ke dokter. Sebab bisa jadi anak memiliki masalah kesehatan serius, yang bisa berdampak pada frekuensi muntah yang makin meningkat dan berujung pada dehidrasi.
Namun, pada bayi dr Meta berpesan agar orang tua membedakan terlebih dahulu antara muntah dan gumoh. Tak sedikit orang tua yang menganggap bayinya muntah terus-menerus, padahal yang terjadi adalah gumoh.
Gumoh dikeluarkan dengan cara mengalir dari mulut bayi, tanpa disertai kontraksi otot dinding perut. Jumlahnya pun biasanya hanya sedikit, kurang dari 10 cc. Ini wajar karena merupakan proses alami untuk mengeluarkan udara yang tertelan saat bayi minum air susu ibu (ASI).
"Sedangkan muntah dikeluarkan dengan cara disemburkan dari perut bayi, disertai dengan kontraksi otot dinding perut. Jumlahnya pun lebih dari 10 cc," imbuh dr Meta.
Baca juga: Punya Bayi Laki-laki, Ibu Menyusui Dilarang Minum Sari Kedelai?
(ajg/up)











































