Sebuah studi yang melihat data pada sekitar 2.800 penduduk di tiga negara yaitu Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang menemukan pada libur panjang seperti Natal misalnya berat orang-orang bisa bertambah 0,3-0,6 persen. Data tersebut diambil secara otomatis pada pengguna timbangan WiFi.
Salah satu peneliti Dr Brian Wansink mengatakan namun pada kenyataannya bisa jadi angka rata-rata kenaikan berat yang ada lebih besar. Alasannya karena timbangan tersebut berharga sekitar Rp 2 juta per unitnya sehingga pengguna yang jadi responden kemungkinan datang dari kalangan yang lebih sadar kesehatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita melihat pada kelompok orang-orang yang sedikit lebih kaya, mungkin sedikit lebih berpendidikan, dan lebih sadar kesehatan," kata Wanshink seperti dikutip dari Reuters.
Wanshink mengatakan studi yang telah dipublikasi di New England Journal of Medicine ini bisa menunjukkan bahkan pada kelompok orang yang sadar kesehatan sekalipun kenaikan berat terjadi.
Dilaporkan butuh waktu hingga rata-rata lima bulan sampai akhirnya seluruh responden bisa menghilangkan berat ekstra yang diperoleh ketika libur panjang. Pada responden yang lebih aktif, berat badannya kembali normal hanya dalam waktu satu bulan.
Peneliti mengatakan dokter mungkin bisa memberi saran agar pasien bisa lebih menjaga diri ketika akan menghadapi libur panjang. Selain itu beritahu juga bahwa berat ekstra tersebut bisa bertahan hingga beberapa waktu.
"Semakin sedikit berat seseorang bertambah, maka semakin sedikit juga seseorang khawatir memikirkan bagaimana cara menghilangkannya," pungkas peneliti.
Baca juga: Studi Baru Ini Temukan Fakta Pernikahan Bisa Jaga Tubuh Pria Tetap Langsing (fds/vit)











































