Alasan Kenapa Masih Ada Orang yang Tak Percaya Rokok Berbahaya

Alasan Kenapa Masih Ada Orang yang Tak Percaya Rokok Berbahaya

Firdaus Anwar - detikHealth
Minggu, 02 Okt 2016 12:02 WIB
Alasan Kenapa Masih Ada Orang yang Tak Percaya Rokok Berbahaya
Foto: M Reza Sulaiman
Jakarta - Bila ingin mencari bukti bahwa menghisap rokok berbahaya untuk kesehatan dan dapat menyebabkan kematian maka sudah banyak studi ilmiah yang berusaha menjelaskannya. Namun mengapa hingga saat ini masih ada saja orang yang tidak percaya?

Pakar kesehatan masyarakat dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Profesor Hasbullah Thabrany mengatakan ini karena masyarakat masih banyak melihat penyebab kematian perokok dari penyebab terdekatnya saja seperti sakit jantung atau kanker yang dianggap dipicu karena faktor lain. Atau ada juga yang beragumentasi dengan pengalaman pribadinya melihat seorang perokok berat bisa tetap sehat di usia tua.

Hal-hal tersebut menurut Prof Hasbulah meski fakta namun tidak dapat dijadikan dasar. Untuk mengambil kesimpulan besar perlu analisa statistik bukan dari kasus per individu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kenapa sih susah banget? Industrinya sendiri saja mengakui kalau rokok itu membunuh, kenapa kita banyak diam. Kalau produsen air mineral bilang produknya itu beracun mau diminum enggak?" ujar Prof Hasbullah ketika ditemui di Hotel Amaris, Bogor.

Baca juga: Cerita Prof Hasbullah, Pencetus Kenaikan Harga Rokok yang Dulu Seorang Perokok

"Makanan berfomalin aja kita ributnya setengah mati. Padahal tahu enggak di rokok itu ada formalinnya," lanjut Prof Hasbullah.

Penyakit yang ditimbulkan oleh rokok memang bisa memakan waktu lama sekitar 30-40 tahun untuk muncul. Oleh karena itu masyarakat mungkin sulit untuk menyadarinya karena tak langsung terlihat oleh mata.

Prof Hasbulah mengatakan ada perokok yang sebetulnya sudah mengerti tapi sulit berhenti karena kecanduannya. Tapi ada juga yang tak ingin mengerti dan menutup mata terhadap fakta yang ada.

"Seandainya saja merokok langsung bikin mati, mungkin Jokowi bakal bilang 'stop stop,'" pungkas Prof Hasbullah.

Baca juga: Studi Buktikan Merokok Bisa Memperburuk Kinerja Jantung

(fds/vit)

Berita Terkait