Pakar kesehatan masyarakat dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Profesor Hasbullah Thabrany mengatakan ini karena masyarakat masih banyak melihat penyebab kematian perokok dari penyebab terdekatnya saja seperti sakit jantung atau kanker yang dianggap dipicu karena faktor lain. Atau ada juga yang beragumentasi dengan pengalaman pribadinya melihat seorang perokok berat bisa tetap sehat di usia tua.
Hal-hal tersebut menurut Prof Hasbulah meski fakta namun tidak dapat dijadikan dasar. Untuk mengambil kesimpulan besar perlu analisa statistik bukan dari kasus per individu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Cerita Prof Hasbullah, Pencetus Kenaikan Harga Rokok yang Dulu Seorang Perokok
"Makanan berfomalin aja kita ributnya setengah mati. Padahal tahu enggak di rokok itu ada formalinnya," lanjut Prof Hasbullah.
Penyakit yang ditimbulkan oleh rokok memang bisa memakan waktu lama sekitar 30-40 tahun untuk muncul. Oleh karena itu masyarakat mungkin sulit untuk menyadarinya karena tak langsung terlihat oleh mata.
Prof Hasbulah mengatakan ada perokok yang sebetulnya sudah mengerti tapi sulit berhenti karena kecanduannya. Tapi ada juga yang tak ingin mengerti dan menutup mata terhadap fakta yang ada.
"Seandainya saja merokok langsung bikin mati, mungkin Jokowi bakal bilang 'stop stop,'" pungkas Prof Hasbullah.
Baca juga: Studi Buktikan Merokok Bisa Memperburuk Kinerja Jantung
(fds/vit)











































