Gila Kerja dan Sering Lembur, Apakah Termasuk Dalam Gangguan Jiwa?

Gila Kerja dan Sering Lembur, Apakah Termasuk Dalam Gangguan Jiwa?

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Rabu, 12 Okt 2016 17:04 WIB
Gila Kerja dan Sering Lembur, Apakah Termasuk Dalam Gangguan Jiwa?
Foto: Getty Images
Jakarta - Kasus karyawati asal Jepang yang diduga bunuh diri karena terlalu sering lembur menarik perhatian publik. Sampai mana batas bekerja yang aman dan tidak mengganggu kondisi kejiwaan seseorang?

Pakar kesehatan jiwa dari Klinik Psikosomatik RS Omni Alam Sutera, dr Andri, SpKJ, FAPM, mengatakan memang ada orang-orang yang senang bekerja. Golongan dikenal sebagai workaholic atau gila kerja.

"Idealnya itu buat tubuh dan otak ya, kita kerja 8 jam, tidur 8 jam, rekreasi 8 jam. Tapi ada yang memang di kerjanya 12 jam atau sampai 16 jam karena memang senang di situ, dan ini bukan termasuk dalam gangguan jiwa ataupun masalah kejiwaan apapun," tutur dr Andri, dalam perbincangan dengan detikHealth.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alasan mengapa seseorang bisa menjadi gila kerja pun bermacam-macam. dr Andri menekankan ada perbedaan mendasar antara senang bekerja dengan menghabiskan waktu lebih banyak di kantor daripada di rumah.

Orang-orang yang senang bekerja memiliki prestasi yang berbanding lurus dengan performanya. Di sisi lain, ada orang yang memang kurang baik menata waktu di kantor sehingga pekerjaannya selesai lebih lambat daripada seharusnya.

"Bisa karena terpaksa, misalnya karena himpitan ekonomi, atau mengejar target tertentu yang diingankan. Atau malah malas pulang ke rumah, karena mungkin sedang bermasalah sama istri atau keluarga, kita nggak tahu kan. Jadi banyak sebabnya,"

Untuk itu, ada baiknya jika Anda merefleksikan diri. Jika Anda termasuk workaholic, ada baiknya Anda segera mencari pertolongan ahli. Bekerja secara berlebihan bisa membuat seseorang tidak memperhatikan kondisi kesehatan dan sinyal-sinyal bahaya yang dikeluarkan oleh tubuh, sehingga sistem kekebalan tubuh (imunitas) menurun dan lebih rentan terkena penyakit. Selain itu, stres yang tersimpan di tubuh akan mengendap dan membuat kualitas hidup berkurang.

Lalu, apa saja ciri-ciri Anda sudah bekerja terlalu keras? Simak di halaman selanjutnya.


1. Membawa pekerjaan saat hangout

Membawa kebiasaan dan perilaku bekerja saat kumpul-kumpul atau hang-out adalah kesalahan besar. Ketika sedang bersosialisasi sebaiknya berikan perilaku yang santai dan jangan terlalu serius, sehingga bisa membuat tubuh menjadi lebih rileks.

2. Masih bekerja jelang pernikahan

Seorang calon pengantin dan sebuah pernikahan seharusnya tidak boleh dipengaruhi oleh pekerjaan, tapi jika masih sibuk bekerja menjelang penikahan adalah tanda sudah berlebihan. Pengantin sebaiknya lebih bersikap rileks serta santai menjelang dan saat menikah.

3. Malas berkumpul dengan keluarga

Ciri lainnya adalah memiliki pemikiran kumpul bersama keluarga adalah pemborosan waktu, maka ini sudah menjadi sinyal bahaya dan menjadi tanda pertama bahwa Anda seorang 'workaholic'.

Momen berkumpul bersama keluarga seharusnya menjadi saat yang menyenangkan. Selain bisa melepaskan diri dari stres, Anda juga bisa mendapat interaksi sosial yang penting bagi kesehatan mental.

4. Susah santai

Terlalu cepat dan jalan dengan tergesa-gesa mungkin tidak disadari oleh si empunya tubuh, tapi orang lain bisa melihat. Jika sudah ada orang yang berkomentar seperti itu, maka buatlah prioritas dan berikan slot waktu untuk beristirahat atau bersantai.

Tidak peduli seberapa sibuknya kegiatan, memiliki waktu untuk diri sendiri adalah hal yang penting. Namun hati-hati, jika Anda merasa sangat senang karena akhirnya bisa punya waktu untuk diri sendiri, maka itu tanda yang cukup jelas bahwa Anda terlalu banyak bekerja.
Halaman 2 dari 2
(mrs/up)

Berita Terkait