Pertama bila dilihat dari sisi kesehatan, penis yang disunat lebih baik dari yang tidak karena higienis. Kondisi kulup penis yang lembap merupakan tempat ideal bakteri berkembang biak sehingga bila tidak dibuang maka risiko untuk terjadinya infeksi juga akan meningkat.
Risiko infeksi tersebut berlaku untuk sang pria dan juga pasangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penyakit kanker serviks pada wanita lebih sering terjadi. Jadi wanita yang pasangannya tidak disunat karena penisnya tidak bersih dapat menyebabkan infeksi yang bersumber dari penis prianya," kata dr Mahdian Nur Nasution, SpBS, pendiri Rumah Sunatan beberapa waktu lalu.
Selain itu penis yang tidak disunat juga lebih berisiko mengalami peradangan. Menurut WebMD hal ini mungkin karena kulup ketika ereksi jadi sering tertarik dan bergesekan dengan kepala penis.
Nah bila dilihat dari fungsi seksual, ada pendapat yang mengatakan bahwa penis yang tak disunat dapat memberikan pria kepuasan lebih karena saraf ekstra yang terdapat pada kulup. Namun studi terbaru pada 62 pria oleh peneliti di Queen's University, Kanada, membuktikan hal tersebut keliru dan tidak ada perbedaan berarti.
Hanya saja memang dilaporkan oleh Shape bahwa wanita dengan suami yang tak disunat mengaku lebih merasa nyaman dan minim sakit saat bercinta. Hal ini kemungkinan karena kulup yang tertarik saat penetrasi bisa memberikan efek stimulasi dan lubrikasi.
Terakhir dilihat dari sisi kesuburan tidak ada bedanya antara penis yang disunat dan yang tidak.
Baca juga: Sunat Pengaruhi Kenikmatan Bercinta dan Kualitas Sperma? Ini Kata Dokter
(fds/vit)











































