dr Siti Anissa Nuhonni, SpKFR, Ketua Masyarakat Paliatif Indonesia, mengatakan kanker yang dialami oleh anak akan mengganggu tumbuh kembangnya. Gangguan yang dialami saat proses tumbuh kembang ini sangat berkaitan dengan kualitas hidupnya.
"Pasien kanker anak itu juga kan mendapat kemoterapi, radioterapi, yang efek sampingnya sangat tidak menyenangkan. Padahal dia juga masih mau untuk main, untuk belajar, untuk sekolah sama teman-temannya, yang sulit dilakukan kalau yang dirasakan sakit, nyeri, mual dan muntah," tutur dr Honni, begitu ia akrab disapa, dalam temu media Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia, di Bebek Bengil, Jl H. Agus Salim, Menteng, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan kalaupun pasien kanker anak nantinya meninggal, kita tidak ingin ia meninggal dalam gusar, dalam sakit, tapi dengan senyum dan dengan iman," tambahnya.
Baca juga: Foto Anak dengan Kanker Langka Setelah Jalani Kemoterapi Ini Bikin Terenyuh
Tyas Handayani, Ketua Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia, mengatakan pasien kanker anak-anak tidak hanya membutuhkan bantuan berupa dana untuk pengobatan. Pasien kanker anak-anak juga rentan mengalami masalah kesehatan mental.
Berdasarkan data, sekitar 59 persen pasien kanker anak-anak memiliki masalah kejiwaan, di mana 15 persen didiagnosis mengalami gangguan kecemasan dan 10 persen mengalami depresi. Mereka yang menjalani pengobatan kanker juga 15 persennya mengalami post traumatic stress disorder (PTSD).
Oleh karena itu, Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia memiliki program berupa kebahagiaan berkelanjutan bagi pasien kanker anak-anak. Pendampingan dilakukan reguler selama 1 kali dalam seminggu selama tiga bulan.
"Pendampingan dilakukan oleh tim relawan, dengan program mingguan yang mengacu pada modul aktivitas yang bersifat edukatif, rekreatif dan sesuai minat anak," tuturnya.
Baca juga: Melepas Penat dari Pengobatan Kanker, Bocah Ini Diizinkan Ledakkan Bom
(mrs/vit)











































