Mungkin ada ayah atau ibu yang berargumen tetap menggunakan gadget saat bermain bersama anak dilakukan untuk mengatasi stres. Namun psikolog klinis dari TigaGenerasi, Tiara Puspita MPsi, Psikolog mengatakan penting untuk membedakan stres dan bosan sesaat.
Cara membedakan stres dan bosan adalah dengan aware pada perasaan sendiri. Tiara memisalkan ketika baru saja melahirkan, ibu merasa senang tapi beberapa waktu kemudian jadi lelah dan bosan. "Tadinya senang malah jadi beban sehingga ngurusin anak menjadi hal yang tidak menyenangkan," ucapnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Survei: Orang Tua dan Anak Habiskan Waktu Sama Banyaknya Bermain Gadget
"Jangan sampai momen-momen sama anak itu terbuang begitu saja, sehingga anak jadi kurang memiliki waktu yang berharga sama ibu dan ayahnya. Apalagi anak kalau main juga nggak begitu lama, karena nanti dia makan dan tidur. Karena itu saat anak sedang main bersama orang tua, usahakan untuk fokus terlebih dahulu," saran Tiara.
Keberadaan anak bukan berarti membuat ayah dan ibu sama sekali tidak bisa menggunakan gadgetnya. Hanya saja perlu dipilih waktu yang tepat kapan orang tua bisa menggunakan gadgetnya. Misalnya saja ketika anak sedang tidur atau ketika anak sedang bermain bersama teman-temannya.
Selain itu orang tua juga perlu memahami bahwa anak bisa kecanduan pada layar, tak terkecuali pada layar gadget. Orang tua tentu tidak berharap anaknya kecanduan gadget, sayangnya masih ada yang tidak memberikan contoh yang baik.
Baca juga: Gadget Bukan Baby Sitter, Ini Rekomendasi Aturan Pakainya untuk Anak
Ya, orang tua perlu memberi contoh yang baik. Jadi jangan sampai melarang anak menggunakan gadget, namun orang tua justru tidak bisa lepas dari gadget.
"Jadi bukan cuma anak, ortu juga perlu puasa gadget. Kalau orang tua beralasan gadget untuk kerja makanya bisa terus-menerus pakai gadget, anak bisa beralasan menggunakan gadget untuk belajar," ucap psikolog Ajeng Raviando beberapa waktu lalu. (vit/ajg)











































