Mengapa tidak menjamin aman 100 persen dari kanker serviks? "Karena vaksin yang ada untuk virus HPV tipe 16 dan tipe 18, yang mana tipe ini bersama-sama menyebabkan 87,6 persen kasus di Indonesia. Sementara itu, masih ada 38 tipe virus HPV lainnya," jelas dr Antony Atmadja, SpOG, dalam edukasi kesehatan 'Kenali Kanker Serviks' di RS Mitra Keluarga Bekasi, Jl Jend. A Yani, Bekasi Barat, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (21/1/2017).
Karena masih belum 100 persen aman dari kanker serviks itulah para perempuan diminta melakukan deteksi dini melalui papsmear ataupun inspeksi visual dengan asam asetat (IVA).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat vaksinasi dilakukan, vaksin disuntikkan ke lengan. Efek samping yang mungkin terjadi umumnya bersifat lokal, yakni keluhan nyeri di tempat penyuntikan. Selain itu bisa muncul bekas kemerahan yang tidak berbahaya. Namun vaksin ini relatif aman bagi kesehatan secara umum dan tidak memicu menopause dini seperti desas-desus yang sempat beredar.
Vaksin HPV bisa diberikan pada anak perempuan di usia 9-14 tahun yang belum aktif secara seksual. Ada dua dosis yang diberikan di dua waktu yang berbeda. Suntikan kedua diberikan dengan jeda 5-13 bulan setelah dosis pertama.
Sedangkan vaksin untuk perempuan usia 15-25 tahun harus diberikan lengkap yang terdiri dari 3 dosis. Dosis kedua diberikan 1-25 bulan setelah dosis pertama diberikan. "Di Indonesia vaksin ini disarankan dilakukan sampai usia 55 tahun," tambah dr Antony.
"Sejauh ini setelah dosis lengkap diberikan tidak perlu ada booster atau pemberian ulang," imbuhnya.
Baca juga: Menopause Dini Akibat Pengobatan Kanker Serviks? Begini Penjelasan Dokter
(vit/rdn)











































