Ditemui usai acara senam bersama di Lapangan Kementerian Kesehatan, Menkes Nila menyebut kanker payudara dan kanker serviks tergolong kanker yang bisa dicegah. Langkah pertama pencegahannya bisa dilakukan dengan pemeriksaan dini.
"Jadi apapun yang kita lakukan di hilir tentu tidak akan cukup. Harus mengatasi juga di hulunya yakni dengan pencegahan. Kanker payudara dan kanker serviks itu kan bisa dicegah. Kanker payudara dengan SADARI (Periksa Payudara Sendiri) dan kanker serviks dengan tes papsmear dan IVA," tutur Menkes Nila, di Lapangan Kementerian Kesehatan, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (3/2/2017).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi tidak perlu ke RS. IVA memang lebih sederhana daripada papsmear tapi kalau ditemukan ada gejala kanker serviks saat IVA maka hanya akan dikryoterapi dan bisa terhindar dari kanker serviks," paparnya lagi.
Baca juga: Agar Tak Ada 'Jupe' Lainnya, Vaksin HPV Masuk Program Imunisasi Dasar 2019
Soal kanker payudara, Menkes mengatakan kampanye periksa payudara sendiri (SADARI) sudah sering dilakukan. Dengan memeriksa payudara sendiri, wanita bisa melakukannya kapan saja dan tidak mengeluarkan biaya.
Meski begitu, ia mengakui bahwa SADARI memang memiliki tingkat akurasi yang rendah untuk kanker stadium awal. Namun tidak ada salahnya untuk memeriksakan diri ke dokter jika memang menemukan adanya benjolan saat meraba payudara, terlepas dari benjolan tersebut kanker atau bukan.
"Bisa juga dengan mamografi yang lebih bagus, tapi kan cost-nya tinggi. Kalau meraba sendiri kan ketika ada benjolan kelewatan kalau kita nggak tahu," tutupnya.
Baca juga: Catat! Ini Pesan Jupe Agar Remaja Putri Tak Harus Kena Kanker Serviks (mrs/up)











































