Orang yang memiliki misophonia lebih dari sekedar tidak suka suara tertentu. Ketika terpapar oleh suara yang jadi pemicunya ada dampak nyata yang bisa timbul seperti stres luar biasa, cemas, mudah marah, dan frustasi.
Semua itu menurut peneliti karena memang pada beberapa orang otaknya dirancang untuk bereaksi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya merasa seperti ada ancaman dan mendapat dorongan untuk mengamuk. Seperti respons lawan atau lari," kata seorang pengidap misophonia Olana Tansley-Hancock (29).
dr Sukhbinder Kumar dari Newcastle University mengatakan apa yang dialami oleh Olana beserta 19 orang lainnya telah diteliti dengan menggunakan mesin magnetic resonance imaging (MRI). Caranya dengan para responden diperdengarkan beberapa suara sambil otak mereka diperiksa oleh mesin.
Dipublikasi dalam jurnal Current Biology, hasilnya terlihat bahwa bagian otak anterior insular cortex orang dengan misophonia mempunyai struktur berbeda dan akan aktif ketika mendengar suara pemicu. Bagian otak tersebut diketahui menghubungan indra dengan emosi.
"Ketika mendengar suara-suara tertentu bagian otak ini langsung overdrive... Kebanyakan menimbulkan reaksi kemarahan, bukan rasa jijik. Terlihat seperti reaksi normal hanya saja berlebihan," kata dr Kumar seperti dikutip dari BBC, Jumat (3/1/2017).
Saat ini studi masih belum dapat menemukan terapi apa yang bisa membantu orang-orang dengan misophonia. Ada satu ide di mana stimulasi listrik mungkin bisa dilangsung ke otak untuk menyesuaikan kembali fungsi-fungsinya.
Baca juga: Meski Bukan Gangguan, Reaksi Pengidap Misophonia Tetap Nyata (fds/up)











































