Menurut dokter spesialis kanker dari RS Mitra Keluarga Bekasi dr Wim Panggarbesi, SpB(K)On, kemoterapi memiliki kandungan bahan-bahan 'perusak' sel yang sedang membelah. Salah satunya adalah sel kanker, yang juga aktif membelah diri.
Namun tak cuma menargetkan sel kanker, kandungan antimitosis (anti pembelahan diri -red) pada obat kemoterapi juga 'menyerang' sel-sel tubuh yang juga aktif membelah diri. Salah satunya adalah sel pada rambut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sel rambut itu kan aktif sekali, makanya kalau sekarang kita cukur kumis besoknya sudah tumbuh lagi. Ini karena sel-sel mereka aktif. Sayangnya sel ini juga mengambil efek antimitosis itu, jadi ikut rusak," imbuh dr Wim dalam seminar 'Multi Disciplinary Approach in Cancer Therapy in Managing Top Cancer Incident in Men & Women' yang diadakan di RS Mitra Keluarga Bekasi, Sabtu (11/3/2017)..
Dengan kata lain, efek dari penarikan ini adalah perlahan-lahan rambut menjadi rontok dan tidak tumbuh kembali.
Kemoterapi pada masa lalu menjadi bagian paling penting dari pengobatan kanker. Namun karena efek 'penarikan' pada sel yang aktif membelah diri di tubuh ini, pengobatan kanker belakangan ini tak melulu bergantung pada kemoterapi tapi juga oleh pembedahan, radioterapi dan terapi target.
Baca juga: Wanita Ini Mengalami Perubahan Perilaku yang Tak Biasa Akibat Tumor Otak
(ajg/vit)











































