"Saya baru ini melihat ada kasus semacam ini," tandas dr Andri, SpKJ, FAPM dari RS Omni Alam Sutra saat dihubungi detikHealth, Sabtu (18/3/2017).
Di luar negeri saja, ketika seseorang akan melakukan tindakan bunuh diri, biasanya yang bersangkutan akan meninggalkan pesan, bisa lewat pesan tertulis atau media sosial seperti Twitter dan Facebook tetapi jarang yang sampai menyiarkannya secara langsung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fenomena ini juga menunjukkan banyaknya orang yang mengalami depresi tetapi tidak menyadarinya, sehingga kemudian tidak berobat.
"Kita jadi prihatin ya karena yang perlu dikhawatirkan yang depresi tapi tidak berobat seperti ini," paparnya.
Baca juga: Seseorang yang Tampak 'Normal', Belum Tentu Mentalnya Baik-baik Saja
Meski begitu, dari perspektifnya, dr Andri menjelaskan bahwa pada dasarnya kecenderungan seseorang untuk melakukan bunuh diri cukup sulit untuk diprediksi, bahkan oleh dokter sendiri.
Sebagai gambaran, dari data klinis pasien dr Andri sendiri yang jelas-jelas berobat karena depresi, kemungkinan untuk melakukan percobaan bunuh diri saja tak sampai 30 persen.
"Pasien depresi sampai berniat saja tidak pernah. Atau ada ide, tetapi belum tentu melakukan karena bunuh diri itu perlu keberanian," ungkapnya.
Di samping itu, menurut dr Andri, ketika seseorang akhirnya memutuskan untuk bunuh diri, itu juga bukanlah keputusan yang mudah, walaupun dari luar tindakan ini terlihat impulsif.
Seperti halnya yang diungkapkan pria bernama Indra itu dalam video bunuh dirinya. Awalnya Indra sempat tak yakin, namun pada akhirnya dia benar-benar melakukan tindakan ini.
"Sebenernya gue gak berani. Kita lihat aja. Mungkin gue akan siarin langsung. Kalau nggak ya hanya video kenang-kenangan untuk istri gue aja," ujar Indra dalam akun Facebook-nya seperti yang dilihat detikcom, Jumat (17/3/2017).
Baca juga: Kemenkes Punya Aplikasi Pengukur Stres di Android, Yuk Dicoba! (lll/vit)











































