Film ini merupakan adaptasi dari film animasi studio Disney, yang juga merupakan adaptasi dari cerita rakyat yang ditulis oleh Jeanne-Marie Leprince de Beaumont pada abad 18. Banyak pihak meyakini bahwa de Beaumont mendapat inspirasi untuk menulis kisah Beauty and The Beast berdasarkan kisah hidup seorang pria bernama Petrus Gonsalvus.
Dalam bukunya yang berjudul Mutants: On Genetic Variety and the Human Body, pakar genetika dan biologi evolusi dari Imperial College London, Profesor Armand Marie Leroi, membahas soal fenomena sindrom manusia serigala di Eropa pada abad Renaisans. Ia menyinggung kisah Petrus yang menjadi bahan penelitian Raja Henri II dari Prancis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: National Gallery of Art |
Penelitian menunjukkan Petrus bukanlah manusia liar dan memiliki tata krama layaknya laki-laki pada umumnya. Ia pun dibebaskan dari tahanan dan diangkat menjadi tamu tetap raja, meskipun masih dijadikan bahan tontonan oleh para bangsawan kerajaan saat itu.
Leroi mengatakan Petrus sejatinya mengidap hypertrichosis lanuginosa, kondisi bawaan lahir yang menyebabkan tubuhnya ditumbuhi rambut tebal. Kondisi ini lazim disebut sebagai werewolf's syndrome atau sindrom manusia serigala.
Dalam film, karakter Beast memiliki perawakan mirip monster akibat kutukan. Namun pada kasus Petrus, kondisi rambut di sekujur tubuhnya ini terjadi karena bawaan lahir.
Sindrom manusia serigala terjadi akibat adanya mutasi pada kromosom. Rambut di bagian selain kepala seharusnya luluh dan rontok sesaat setelah dilahirkan. Namun mutasi tersebut membuat rambut tetap bertahan di tangan, kaki, hingga badan dan punggung, menjadikan penampilan pengidapnya mirip seperti sosok mitos manusia serigala.
Leroi menuliskan dalam bukunya, Petrus menikah dengan seorang gadis cantik asuhan Margaret, Duchess of Parma. Dari hasil pernikahan ini, Petrus diyakini memiliki 4 orang anak, dengan 3 tiga di antaranya mewarisi sindrom manusia serigala yang ia miliki.
Tognina, anak dari Petrus Gonsalvus (Foto: National Gallery of Art) |
"Yang paling terkenal dari keluarga ini selain Petrus adalah putranya Arrigo, dan anak perempuannya, Tognina. Lukisan kedua orang ini memperlihatkan bahwa rambut mereka tidak muncul di seluruh tubuh, namun hanya ada pada wajah, karakteristik khas kelainan hypertrichosis," paparnya lagi.
Tidak ada yang tahu bagaimana akhir kisah hidup Petrus, selain anak-anaknya yang akhirnya harus terpisah karena menjadi bahan penelitian raja-raja di Itali, Jerman dan Spanyol. Namun yang jelas, kisah Petrus merupakan bukti bahwa sindrom manusia serigala adalah kelainan genetika, bukan hasil kutukan.
Baca juga: Inilah "Keluarga Manusia Serigala" yang Sekujur Tubuhnya Penuh Bulu (mrs/vit)












































Foto: National Gallery of Art
Tognina, anak dari Petrus Gonsalvus (Foto: National Gallery of Art)