dr Prapti Utami, M.Si, mengatakan nyeri di bagian perut karena menstruasi bisa dirasakan berbeda-beda karena adanya perbedaan toleransi rasa sakit. Ada orang yang toleransi sakitnya besar sehingga tak terasa, ada pula yang toleransinya kecil sehingga nyeri terasa amat menyakitkan hingga mengganggu keseharian.
"Semua orang punya ambang nyeri yang berbeda. Dan ini kembali lagi ke pengaruh hormon. Ada yang ambang nyerinya tinggi sehingga tidak terasa, ada juga yang rendah sehingga nyerinya sangat terasa," tutur dr Prapti dalam temu media peluncuran Sangobion Femine Menstrupain di Wyl's Kitchen, Veranda Hotel, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini bisa terlihat di keseharian. Jika orang tersebut gampang mengeluh pusing, capek atau lelah, ada kemungkinan ketika menstruasi nyeri yang datang akan terasa lebih sakit.
Baca juga: Ini Sebabnya Wanita Jadi Sensi dan Mudah Capek Jelang Menstruasi
"Sebaliknya kalau karakteristiknya memang nggak cepat mengeluh, jarang ngeluh pusing, nggak pernah komplain kalau lagi haid ya berarti jarang terasa sakit," tambahnya.
Bagi wanita yang nyeri haidnya sangat hebat, produktivitas harian bisa jadi terganggu. Karena itu jika memang dibutuhkan konsumsi obat untuk meredakan nyeri haid pun tidak dilarang oleh dokter.
"Bersamaan dengan peluncuran Sangobion Famine Menstrupain, kami juga menjalankan kampanye #menstruactive untuk mendukung perempuan Indonesia tetap aktif mengaktulisasi diri meski sedang menjalani menstruasi," tutur Anie Rachmayani, Associate Marketing Director Consumer Health, PT Merck, Tbk.
Baca juga: Membedakan Perdarahan Karena Menstruasi dengan Penyebab Lainnya
(mrs/vit)











































