"Orang tua, dan kadang dokter, seringkali parno (paranoid) berlebihan. Belum-belum sudah khawatir. Jangan-jangan flek, ternyata asma," kata dr Darmawan Budi Setyanto, SpA(K), pakar respirologi anak dari RS Cipto Mangunkusumo dalam temu media di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (2/5/2017).
Gejala asma, khususnya pada anak memang tidak melulu sesak napas. Batuk bandel juga termasuk di dalamnya. Keluhan tersebut perlu dicurigai sebagai gejala asma jika berulang, cenderung lebih parak pada malam hari, dan membaik dengan pemberian obat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nggak semua penyakit membutuhkan pemeriksaan dengan alat canggih. Asma bisa terlihat dari penggalian riwayat. Istilah dokternya history taking," sebut dr Darmawan.
Baca juga: Lagi, Peneliti Pastikan Kaitan antara Asma dan Berat Badan Anak
Pada anak, asma bisa muncul pada usia berapapun. Bahkan ada juga yang muncul ketika sudah dewasa. Namun penyakit radang menahun pada jaringan paru ini paling sering ketahuan pada usia balita atau di bawah lima tahun.
Di seluruh dunia, kematian akibat asma diperkirakan sekitar 1:250. Di Indonesia, menurut dr Darmawan angka kejadian asma pada anak sekolah menengah berkisar antara 5-15 persen. Jika tidak terkontrol dengan baik, asma bisa mengganggu kualitas hidup.
Baca juga: Punya Hewan Peliharaan Lindungi Anak dari Alergi dan Obesitas
(up/vit)











































