Jakarta -
Memiliki sel sperma yang sehat merupakan salah satu modal penting bila seorang pria ingin memiliki keturunan yang baik. Oleh karena itu penting untuk mengetahui tanda-tanda tubuh yang baik untuk sperma sehat dan mulai berusaha menjaganya.
Karena bila tidak maka berbagai ancaman mulai dari gangguan fertilitas hingga risiko anak lahir cacat dapat terjadi.
Apa saja tanda fisik untuk sperma yang sehat? Berikut beberapa contohnya seperti dikutip detikHealth dari berbagai sumber:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kondisi Suami yang Bisa Kurangi Peluang Punya Anak
1. Perut ramping
Foto: thinkstock
|
Riset oleh para peneliti di Belanda menemukan bahwa pria dengan lingkar perut di atas 100 sentimeter (cm) rata-rata memiliki konsentrasi jumlah sperma yang rendah dibandingkan pria dengan perut ramping. Peneliti tidak yakin mengapa hal ini terjadi namun diduga lemak perut mengganggu produksi hormon seks pria.
Hormon seks sendiri dibutuhkan agar produksi sperma di testis bisa berjalan lancar.
2. Wajah tidak maskulin
Foto: Thinkstock
|
Studi gabungan oleh para peneliti di Spanyol dan Finlandia menemukan fakta menarik. Menurut studi para pria dengan karakteristik wajah maskulin (lebar dan luas) justru cenderung memiliki kualitas sperma yang lebih buruk dibandingkan pria umumnya.
Salah satu peneliti Jukka Kekalaine mengatakan mengapa hal ini terjadi kemungkinan bisa disebabkan oleh beberapa hal. Satu teori populer adalah ketika lebih banyak sumber daya untuk maskulinitas dipakai oleh tubuh maka 'sektor' lainnya akan alami kekurangan.
"Jadi kalau seorang pria mengonsumsi lebih banyak sumber daya untuk memproduksi semen, dia mungkin memiliki lebih sedikit sumber daya untuk mengembangkan sifat maskulinitas sekundernya," kata Jukka seperti dikutip dari Men's Health.
3. Suka konsumsi ikan
Foto: thinkstock
|
Ikan mengandung lemak esensial omega-3 yang baik untuk pembentukkan sperma. Studi oleh para peneliti di Harvard University menemukan pria yang gemar mengonsumsi ikan rata-rata bisa memiliki konsentrasi jumlah sperma yang lebih tinggi hingga 65 persen dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi ikan.
4. Suara wajar
Foto: thinkstock
|
Kebanyakan orang menganggap bahwa pria dengan suara bas yang berat adalah pria yang maskulin. Berkaitan dengan hal tersebut studi oleh para peneliti di University of Western Australian lagi-lagi melihat bahwa pria dengan ciri suara tersebut malah cenderung memiliki konsentrasi sperma yang buruk dibandingkan pria pada umumnya.
Pemimpin studi Leigh Simmons mengira kemungkinan pria dengan suara bas tubuhnya memproduksi terlalu banyak hormon testosteron. Dalam jumlah yang wajar testosteron penting dalam pembentukan sperma, namun bila terlalu banyak efeknya malah menekan produksi.
5. Suka olahraga
Foto: thinkstock
|
Studi terbaru yang dipublikasi di jurnal Reproduction melihat berlari tampaknya cukup membantu produksi sperma sehat. Dari eksperimen yang dilakukan pada 261 peserta diketahui mereka yang berolahraga sedang, tiga kali seminggu selama 30 menit, memiliki perbaikan sperma yang paling baik.
Peneliti mengatakan efek perbaikan kesuburan ini namun lama-lama akan hilang dalam waktu sebulan apabila para pria berhenti melakukan jadwal olahraganya.
Baca juga: Para Pria, Kunci Menjaga Kesuburan Itu Ada di Olahraga Lho
https://health.detik.com/read/2016/12/08/093800/3365904/763/para-pria-kunci-menjaga-kesuburan-itu-ada-di-olahraga-lho
Riset oleh para peneliti di Belanda menemukan bahwa pria dengan lingkar perut di atas 100 sentimeter (cm) rata-rata memiliki konsentrasi jumlah sperma yang rendah dibandingkan pria dengan perut ramping. Peneliti tidak yakin mengapa hal ini terjadi namun diduga lemak perut mengganggu produksi hormon seks pria.
Hormon seks sendiri dibutuhkan agar produksi sperma di testis bisa berjalan lancar.
Studi gabungan oleh para peneliti di Spanyol dan Finlandia menemukan fakta menarik. Menurut studi para pria dengan karakteristik wajah maskulin (lebar dan luas) justru cenderung memiliki kualitas sperma yang lebih buruk dibandingkan pria umumnya.
Salah satu peneliti Jukka Kekalaine mengatakan mengapa hal ini terjadi kemungkinan bisa disebabkan oleh beberapa hal. Satu teori populer adalah ketika lebih banyak sumber daya untuk maskulinitas dipakai oleh tubuh maka 'sektor' lainnya akan alami kekurangan.
"Jadi kalau seorang pria mengonsumsi lebih banyak sumber daya untuk memproduksi semen, dia mungkin memiliki lebih sedikit sumber daya untuk mengembangkan sifat maskulinitas sekundernya," kata Jukka seperti dikutip dari Men's Health.
Ikan mengandung lemak esensial omega-3 yang baik untuk pembentukkan sperma. Studi oleh para peneliti di Harvard University menemukan pria yang gemar mengonsumsi ikan rata-rata bisa memiliki konsentrasi jumlah sperma yang lebih tinggi hingga 65 persen dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi ikan.
Kebanyakan orang menganggap bahwa pria dengan suara bas yang berat adalah pria yang maskulin. Berkaitan dengan hal tersebut studi oleh para peneliti di University of Western Australian lagi-lagi melihat bahwa pria dengan ciri suara tersebut malah cenderung memiliki konsentrasi sperma yang buruk dibandingkan pria pada umumnya.
Pemimpin studi Leigh Simmons mengira kemungkinan pria dengan suara bas tubuhnya memproduksi terlalu banyak hormon testosteron. Dalam jumlah yang wajar testosteron penting dalam pembentukan sperma, namun bila terlalu banyak efeknya malah menekan produksi.
Studi terbaru yang dipublikasi di jurnal Reproduction melihat berlari tampaknya cukup membantu produksi sperma sehat. Dari eksperimen yang dilakukan pada 261 peserta diketahui mereka yang berolahraga sedang, tiga kali seminggu selama 30 menit, memiliki perbaikan sperma yang paling baik.
Peneliti mengatakan efek perbaikan kesuburan ini namun lama-lama akan hilang dalam waktu sebulan apabila para pria berhenti melakukan jadwal olahraganya.
Baca juga: Para Pria, Kunci Menjaga Kesuburan Itu Ada di Olahraga Lho
https://health.detik.com/read/2016/12/08/093800/3365904/763/para-pria-kunci-menjaga-kesuburan-itu-ada-di-olahraga-lho
(fds/vit)