Jerrold Turner, MD, PhD, selaku salah satu peneliti mengatakan selama ini diare diduga sebagai sistem pertahanan tubuh dari ancaman bakteri atau virus di saluran cerna. Hanya saja pandangan tersebut masih didebatkan karena belum cukup bukti.
Baca juga: Ini yang Harus Dilakukan Jika Anak Mengalami Diare Saat Puasa
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk membuktikan bahwa diare memang muncul sebagai sistem pertahanan tubuh, Turner melakukan studi eksperimen pada tikus. Para tikus dengan sengaja diberikan bakteri Citrobacter rodentium yang serupa dengan bakteri E. coli pada manusia.
Tak lama setelah terinfeksi tubuh tikus diketahui menghasilkan protein yang mengakibatkan kebocoran mikroskopis di saluran cernanya. Dari kebocoran tersebut cairan bisa masuk ke dalam usus menghasilkan feses cair.
Dampaknya tingkat infeksi yang terjadi para tikus jadi bisa lebih dibatasi. Ketika Turner melakukan eksperimen yang sama namun pada tikus yang telah dimodifikasi sehingga tak bisa menghasilkan protein terkait, dinding saluran cernanya rusak akibat diserang oleh sistem imun.
Dipublikasi di jurnal Cell Host and Microbe, peneliti mengatakan apakah hal persis serupa terjadi juga pada manusia perlu konfirmasi lebih lanjut. Hanya dari bukti yang telah ada bisa dikatakan bahwa diare adalah cara tubuh untuk berusaha melawan infeksi.
Baca juga: Pengobatan yang Tepat untuk Diare (fds/ajg)











































