"Pantangan sekarang sih tadi terakhir dengar dari mama, katanya cuma nggak boleh makan nasi aja sih. Udah itu aja. (Alasannya mengapa) kurang ngerti saya karena nggak sempat tanya-tanya sama mama," kata Aza seperti dikutip dari detikHot.
Menanggapi hal ini, dr Muhammad Rhadian Arief, SpBS atau akrab disapa dr Andra dari RS Medistra menjelaskan sebenarnya tidak spesifik bahwa nasi menjadi pantangan. Namun untuk mencegah stroke maka harus menghilangkan dan meminimalkan faktor-faktor risikonya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lanjut dr Andra, nasi yang dikonsumsi mengandung karbohidrat kompleks tak jenuh yang sangat mudah meningkatkan kadar gula darah dalam darah dan juga mudah diubah menjadi lemak. Karena itu, stroke rentan terjadi pada orang-orang yang memiliki diabetes, obesitas, hipertensi serta hiperkolesterol.
"Ini nantinya yang akan meningkatkan kejadian penyakit diabetes dan hiperkolesterol dan obesitas. Yang pada akhirnya rentan menjadi stroke," jelas dr Andra.
"Jadi sebenarnya bukan hanya nasi saja yang harus hati-hati kita konsumsi. Tapi makanan-makanan lainnya yang tinggi kadar lemak dan karbohidrat tidak baik," tambahnya.
Baca juga: Waspada! Stroke dan Penyakit Jantung Mengintai Pasca Lebaran
Lain cerita jika pasien masih belum sadar, sebab pasien yang tidak sadar rentan tersedak sehingga pemberian makanan apapun harus hati-hati.
"Kalau memang sadar penuh maka sebaiknya makan secara biasa. Namun harus dinilai juga kemampuan menelannya harus baik,"
Sependapat dengan dr Andra, dr Frandy Susatia, SpS, dari Siloam Hospitals Kebon Jeruk pun mengatakan pasien tidak boleh makan nasi lantaran kesadarannya belum total sehingga pasien dipasangkan selang nasogastric tube (NGT) agar tidak tersedak.
Baca juga: Pertolongan Pertama Saat Keluarga Terserang Stroke (hrn/up)











































