Menurut dokter spesialis anak RSUD Dr Soetomo Surabaya, dr Meta Hanindita, SpA, sampai saat ini belum ada pengobatan yang spesifik untuk Congenital Rubella Syndrome atau rubella kongenital.
"Tidak terdapat pengobatan yang spesifik untuk rubella kongenital. Terapi hanya ditujukan untuk memperbaiki kelainan yang ditimbulkan," ujar dr Meta kepada detikHealth.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mencontohkan, ketika seorang anak didiagnosis rubella kongenital kemudian mengalami kelainan jantung, maka tindakan untuk anak tersebut adalah operasi.
Jika gangguan yang muncul berupa masalah pendengaran, maka bisa diberikan terapi untuk melatih pendengaran dan mungkin implan koklea.
"Sedangkan keterlambatan perkembangan bisa diterapi dengan fisioterapi atau terapi wicara misalnya," imbuhnya.
Blogger Grace Melia alias Gesi (28) memiliki buah hati dengan Congenital Rubella Syndrome atau rubella kongenital. Diduga tertular sejak dalam kandungan, sampai saat ini sang putri yang bernama Aubrey Naiym Kayacinta atau Ubii (5) masih menjalani serangkaian terapi.
"Ubii masih fisioterapi dan terapi untuk melatih pendengarannya. Dulu sempat terapi wicara tapi sekarang fokus ke latihan mendengar dulu, karena bagaimana mau belajar bicara kalau mendengar pun masih sulit kan," tutur Gesi kepada detikHealth.
Baca juga: Ibu Terinfeksi Rubella Saat Hamil, Bayi Berisiko Kena Gangguan Pendengaran
(ajg/up)











































