Namun akhir Juli lalu, sebuah pengakuan mengejutkan keluar dari mulut pria berusia 43 tahun ini. Saat itu ia membalas cuitan salah seorang follower-nya.
Si follower bertanya apakah Musk mengidap gangguan bipolar, dan dengan jujurnya ia menjawab 'Yeah'. Ia juga mengaku mengalami 'fase naik turun yang luar biasa' dalam hidupnya. Bahkan ia merasa mengalami stres yang tak berkesudahan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun menjawab, "Saya yakin ada banyak jawaban yang lebih baik dari yang saya miliki, tetapi saya hanya menyimpan sakitnya dan memastikan Anda benar-benar memperhatikan apa yang Anda lakukan."
Hanya saja Musk mengatakan ia tak pernah didiagnosis secara resmi dengan gangguan bipolar. "Saya tak tahu pasti. Tetapi perasaan yang buruk berkorelasi dengan kejadian-kejadian yang buruk, jadi mungkin persoalan sebenarnya adalah ketika saya terhanyut dalam sesuatu yang saya mulai sendiri," lanjutnya.
Baca juga: Mengenal Ciri Depresi dan Mania pada Pasien Bipolar
Menariknya, gangguan bipolar memang sering disebut sebagai penyakitnya para CEO sebab mereka mengalami episode manik (euforia dan optimis) dan depresif sekaligus. Karakteristik manik, seperti selalu optimis dan berani mengambil risiko, itulah yang membentuk mereka menjadi seorang wirausahawan sejati.
Elon Musk idap gangguan bipolar. Foto: Twitter |
Sebuah penelitian yang dilakukan peneliti dari Stanford dan University of Denmark di tahun 2015 juga mengatakan, gangguan bipolar tak melulu memberikan efek negatif pada pekerjaan karena optimisme tadi.
Peneliti menambahkan, bagi pengidap gangguan bipolar yang tidak sukses, mereka biasanya kesulitan untuk memanajemen usahanya dan ini berakibat pada rendahnya penghasilan yang didapatkannya. Tetapi sebaliknya, sekali sukses, pengidap gangguan bipolar biasanya jauh lebih sukses dari orang kebanyakan.
Baca juga: Perasaan Sedih Atau Bahagia Seperti Ini Bisa Dibilang Tidak Wajar (lll/fds)












































Elon Musk idap gangguan bipolar. Foto: Twitter