Jakarta -
Terungkapnya kebohongan yang dilakukan mahasiswa program doktor di Belanda, Dwi Hartanto, menunjukkan pada kita bahwa bohong bukan hanya perilaku umum yang biasa. Berbohong juga merupakan gejala gangguan kepribadian yang bisa merugikan banyak orang dan membahayakan.
Berikut adalah lima tipe pembohong, yang dilansir dari Compulsive Lying Disorder, Senin (9/10/2017). Beberapa di antaranya merupakan gangguan kepribadian.
White liar
Foto: Ilustrasi/thinkstock
|
Kebohongan yang diungkapkan oleh 'white liar', tidak akan membuat orang lain mencapnya sebagai pembohong. Ini karena kebohongan yang dilakukannya tidak merugikan siapa-siapa dan tidak akan mudah dicurigai sebagai kebohongan. Bahkan kebohongannya bisa membantu orang lain atau berdampak positif.
Pembohong yang ceroboh
Foto: Ilustrasi/thinkstock
|
Pembohong tipe ini biasanya tidak peduli dengan kebohongannya dan usaha untuk menyembunyikan kebohongan mereka yang tidak masuk akal. Semua orang akan tahu bahwa orang tersebut tidak jujur dan kerap kali mereka tidak punya banyak teman karena bosan dengan cerita bohongnya.
Pembohong sesekali
Foto: Ilustrasi/thinkstock
|
Pembohong ini bisa dibilang jarang berbohong. Ketika mereka melakukannya, orang lain akan begitu terpesona dan percaya oleh apa yang mereka katakan. Pembohong tipe ini dengan cepat akan memohon maaf ketika ketahuan berbuat salah.
Pembohong kompulsif
Foto: Ilustrasi/thinkstock
|
Pembohong kompulsif didefinisikan sebagai seseorang yang terus-menerus berbohong. Berbohong cenderung menjadi cara normal mereka untuk menanggapi pertanyaan dari orang lain. Orang-orang ini akan selalu membalikkan kebenaran, terlepas dari seberapa kecil atau besar pertanyaannya. Bagi orang-orang ini, mengatakan yang sebenarnya membuat mereka tidak nyaman.
Pembohong kompulsif ini rata-rata tidak berbohong untuk maksud licik atau manipulatif, melainkan hanya karena telah terbiasa melakukannya. Pembohong tipe ini biasanya dilakukan oleh pencari perhatian, orang yang kurang percaya diri, pengidap bipolar.
Pembohong sosiopatik
Foto: Ilustrasi/thinkstock
|
Sosiopatik didefinisikan sebagai seseorang yang selalu melakukan usaha untuk mendapatkan jalan mereka sendiri, tanpa menunjukkan kepedulian atau perhatian pada orang lain. Individu-individu ini berorientasi pada tujuan dengan cara berbohong.
Pembohong sosiopatik tidak memiliki banyak respek atau memperhatikan perasaan dan hak orang lain. Mereka memang cenderung karismatik dan menawan, tapi mereka akan menggunakan keterampilan sosial mereka yang luar biasa secara egois dan manipulatif.
Kebohongan yang diungkapkan oleh 'white liar', tidak akan membuat orang lain mencapnya sebagai pembohong. Ini karena kebohongan yang dilakukannya tidak merugikan siapa-siapa dan tidak akan mudah dicurigai sebagai kebohongan. Bahkan kebohongannya bisa membantu orang lain atau berdampak positif.
Pembohong tipe ini biasanya tidak peduli dengan kebohongannya dan usaha untuk menyembunyikan kebohongan mereka yang tidak masuk akal. Semua orang akan tahu bahwa orang tersebut tidak jujur dan kerap kali mereka tidak punya banyak teman karena bosan dengan cerita bohongnya.
Pembohong ini bisa dibilang jarang berbohong. Ketika mereka melakukannya, orang lain akan begitu terpesona dan percaya oleh apa yang mereka katakan. Pembohong tipe ini dengan cepat akan memohon maaf ketika ketahuan berbuat salah.
Pembohong kompulsif didefinisikan sebagai seseorang yang terus-menerus berbohong. Berbohong cenderung menjadi cara normal mereka untuk menanggapi pertanyaan dari orang lain. Orang-orang ini akan selalu membalikkan kebenaran, terlepas dari seberapa kecil atau besar pertanyaannya. Bagi orang-orang ini, mengatakan yang sebenarnya membuat mereka tidak nyaman.
Pembohong kompulsif ini rata-rata tidak berbohong untuk maksud licik atau manipulatif, melainkan hanya karena telah terbiasa melakukannya. Pembohong tipe ini biasanya dilakukan oleh pencari perhatian, orang yang kurang percaya diri, pengidap bipolar.
Sosiopatik didefinisikan sebagai seseorang yang selalu melakukan usaha untuk mendapatkan jalan mereka sendiri, tanpa menunjukkan kepedulian atau perhatian pada orang lain. Individu-individu ini berorientasi pada tujuan dengan cara berbohong.
Pembohong sosiopatik tidak memiliki banyak respek atau memperhatikan perasaan dan hak orang lain. Mereka memang cenderung karismatik dan menawan, tapi mereka akan menggunakan keterampilan sosial mereka yang luar biasa secara egois dan manipulatif.
(fds/fds)