Jakarta -
Gunung Agung masih meletus mengeluarkan asap dan abu vulkanik setinggi 6.000 meter di atas permukaan laut (Mdpl). Warga yang tinggal sekitar 10 kilometer dari Gunung Agung mengungsi karena dampak abu cukup membahayakan.
Apa yang bisa terjadi bila seseorang terpapar abu vulkanik? Dikutip dari International Volcanic Health Hazard Network (IVHHN) bisa dari konjungtivitis mata hingga memicu masalah pernapasan kronis dan akut.
Baca juga: Asap dan Abu Gunung Agung Setinggi 6 Ribu Mdpl Mengarah ke Selatan
1. Gejala pernapasan akut
Abu vulkanik Gunung Agung berpotensi menimbulkan masalah pernapasan. (Foto: Dok. ANTARA Foto/Nyoman Budhiana)
|
Abu vulkanik sebetulnya adalah partikel batu kecil dengan diameter kurang dari dua milimeter. Partikel abu yang baru dimuntahkan oleh gunung berapi ini bisa memiliki lapisan asam yang dapat mengiritasi saluran pernapasan bila dihirup.
Bahkan orang sehat sekalipun dapat mengalami masalah pernapasan akut saat terpapar abu vulkanik. Contohnya hidung meler, sakit tenggorokan, kesulitan bernapas, dan gejala bronkitis lainnya.
2. Masalah pernapasan kronis
Pengungsi letusan Gunung Agung yang memiliki masalah pernapasan kronis harap waspada. (Foto: Dok. ANTARA Foto/Nyoman Budhiana)
|
Bagi mereka yang sudah memiliki masalah pernapasan sebelumnya, maka paparan abu vulkanik dapat semakin memperparah gejala. Sebagai contoh anak yang memiliki asma mungkin akan mengalami serangan asma yang lebih berat.
3. Kornea mata tergores
Partikel abu vulkanik Gunung Agung mengganggu penglihatan. (Foto: Dok. Antara Foto)
|
Partikel abu yang jatuh mengenai mata dapat menggores lapisan kornea dan memicu rasa nyeri. Bagi pengguna lensa kontak dianjurkan untuk tidak menggunakannya karena bisa semakin memperparah goresan pada kornea meningkatkan risiko infeksi.
4. Konjungtivitis akut
Waspada mata meradang terkena abu vulkanik. (Foto: Dok. ANTARA Foto/Nyoman Budhiana)
|
Hal lain yang bisa terjadi pada mata yang terpapar abu vulkanik adalah gejala konjungtivitis akut atau peradangan pada konjungtiva. Gejalanya seperti mata merah, sensasi seperti terbakar, dan sensitif terhadap cahaya.
5. Iritasi kulit
Abu vulkanik dapat mengandung asam yang bisa mengiritasi kulit. (Foto: Dok. ANTARA Foto/Nyoman Budhiana)
|
Karena abu vulkanik bisa memiliki lapisan asam, beberapa orang mungkin akan mengalami iritasi kulit. Iritasi kulit cukup berbahaya bagi para pengungsi karena akan meningkatkatkan risiko infeksi terutama bila kulit jadi luka akibat digaruk.
Abu vulkanik sebetulnya adalah partikel batu kecil dengan diameter kurang dari dua milimeter. Partikel abu yang baru dimuntahkan oleh gunung berapi ini bisa memiliki lapisan asam yang dapat mengiritasi saluran pernapasan bila dihirup.
Bahkan orang sehat sekalipun dapat mengalami masalah pernapasan akut saat terpapar abu vulkanik. Contohnya hidung meler, sakit tenggorokan, kesulitan bernapas, dan gejala bronkitis lainnya.
Bagi mereka yang sudah memiliki masalah pernapasan sebelumnya, maka paparan abu vulkanik dapat semakin memperparah gejala. Sebagai contoh anak yang memiliki asma mungkin akan mengalami serangan asma yang lebih berat.
Partikel abu yang jatuh mengenai mata dapat menggores lapisan kornea dan memicu rasa nyeri. Bagi pengguna lensa kontak dianjurkan untuk tidak menggunakannya karena bisa semakin memperparah goresan pada kornea meningkatkan risiko infeksi.
Hal lain yang bisa terjadi pada mata yang terpapar abu vulkanik adalah gejala konjungtivitis akut atau peradangan pada konjungtiva. Gejalanya seperti mata merah, sensasi seperti terbakar, dan sensitif terhadap cahaya.
Karena abu vulkanik bisa memiliki lapisan asam, beberapa orang mungkin akan mengalami iritasi kulit. Iritasi kulit cukup berbahaya bagi para pengungsi karena akan meningkatkatkan risiko infeksi terutama bila kulit jadi luka akibat digaruk.
(fds/up)