5 Kondisi Kesehatan yang Jadi 'Hits' Gara-gara Setya Novanto

5 Kondisi Kesehatan yang Jadi 'Hits' Gara-gara Setya Novanto

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Kamis, 14 Des 2017 07:34 WIB
5 Kondisi Kesehatan yang Jadi Hits Gara-gara Setya Novanto
Setya Novanto banyak bermasalah dengan kesehatan, bahkan sulit berkomunikasi saat sidang (Foto: Agung Pambudhy)
Jakarta - Selalu ada istilah baru menyangkut kesehatan Setya Novanto, terdakwa kasus korupsi e-KTP yang baru saja menjalani sidang pertamanya. Mulai dari narkolepsi hingga aphasia.

Tidak jelas betul apakah Novanto benar-benar mengidap berbagai kondisi tersebut, yang pasti ia telah banyak membantu mempopulerkan istilah-istilah yang semula kurang dikenal orang awam. Sebelumnya, mungkin hanya kalangan medis yang mengenalnya.

Baca juga: Setya Novanto Terancam Hukuman Penjara Seumur Hidup

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut ini adalah beberapa di antara berbagai kondisi yang pernah dikaitkan dengan kesehatan Setya Novanto.

1. Sleep apnea

Foto: istimewa
Istilah ini muncul setelah foto Setya Novanto saat terbaring di RS Premier, Jakarta. Dalam foto tersebut, Novanto tampak mengenakan sungkup mirip CPAP (Continuous Positive Airway Pressure). Ini adalah alat untuk mengatasi Obstructive Sleep Apnea (OSA) sumbatan saluran napas saat tidur yang membuat seseorang mengalami henti napas tanpa disadari.

Baca juga: Ramai Dibahas, Sungkup Oksigen Setya Novanto Mirip Terapi Sleep Apnea

2. Vertigo

Foto: Agung Pambudhy
Pada September 2017, Novanto sempat mangkir dari panggilan KPK sebagai tersangka kasus korupsi e-KTP. Ia beralasan mengalami serangan vertigo usai main ping-pong alias tenis meja. Ia dirawat di RS Siloam karenanya. Di dunia medis, vertigo dikenal sebagai sensasi berputar atau pusing akibat gangguan pada sistem saraf. Penyebabnya bisa bermacam-macam, termasuk di antaranya pertumbuhan tumor di kepala.

Baca juga: Vertigo Novanto Kambuh Usai Main Tenis Meja? Ini Kata Dokter

3. Aphasia

Foto: Agung Pambudhy
Istilah aphasia muncul dalam sidang pertama Setya Novanto baru-baru ini. Tim dokter dari RS Cipto Mangunkusumo sempat menyinggung istilah ini saat hakim menanyakan kondisi Novanto. Dalam sidang tersebut, Novanto tampak kesulitan berkomunikasi seperti pada pengidap aphasia.

Gangguan berbahasa ini biasanya disebabkan oleh kerusakan bagian tertentu di otak akibat stroke maupun cedera di kepala. Beberapa waktu sebelumnya, Novanto memang terlibat kecelakaan saat mobilnya menabrak tiang lampu dan dilaporkan mengalami gegar otak.

Baca juga: Dokter Sebut 'Aphasia' di Sidang Setya Novanto, Gangguan Apa Sih Itu?

4. Narkolepsi

Foto: Agung Pambudhy
Masih terkait dengan kecelakaan Setya Novanto, pengacaranya saat itu Fredrich Yunadi menyebut kliennya sering tertidur saat diajak berbicara. Itu sebabnya, Novanto belum bisa banyak dimintai keterangan. Sering atau mudah tertidur, dalam dunia kesehatan tidur dikenal sebagai salah satu gejala narkolepsi. Ini termasuk kondisi serius yang menyerang saraf dan membuat seseorang bisa tertidur di sembarang tempat.

Baca juga: Tidur Terus Saat Diajak Bicara, Gejala Narkolepsi?

5. Diare

Foto: Grandyos Zafna
Dalam sidang pertama, Setya Novanto mengaku kurang sehat. Ia mengeluhkan diare sebanyak 20 kali dan sudah berlangsung beberapa hari. Selama itu pula, ia mengaku tidak diberi obat oleh dokter. Saat jeda sidang, ia juga menyempatkan diri pergi ke toilet.

Diare merupakan kondisi yang meyebabkan frekuensi buang air besar meningkat dari biasanya. Selain frekeuensi, konsistensi atau wujud feses (tinja) juga berubah menjadi lebih cair. Penyebabnya bisa karena infeksi virus maupun kuman, maupun non-infeksi seperti stres atau efek samping obat.

Baca juga: Setya Novanto: Saya 4-5 Hari Diare, Nggak Dikasih Obat Sama Dokter

Halaman 2 dari 6
Istilah ini muncul setelah foto Setya Novanto saat terbaring di RS Premier, Jakarta. Dalam foto tersebut, Novanto tampak mengenakan sungkup mirip CPAP (Continuous Positive Airway Pressure). Ini adalah alat untuk mengatasi Obstructive Sleep Apnea (OSA) sumbatan saluran napas saat tidur yang membuat seseorang mengalami henti napas tanpa disadari.

Baca juga: Ramai Dibahas, Sungkup Oksigen Setya Novanto Mirip Terapi Sleep Apnea

Pada September 2017, Novanto sempat mangkir dari panggilan KPK sebagai tersangka kasus korupsi e-KTP. Ia beralasan mengalami serangan vertigo usai main ping-pong alias tenis meja. Ia dirawat di RS Siloam karenanya. Di dunia medis, vertigo dikenal sebagai sensasi berputar atau pusing akibat gangguan pada sistem saraf. Penyebabnya bisa bermacam-macam, termasuk di antaranya pertumbuhan tumor di kepala.

Baca juga: Vertigo Novanto Kambuh Usai Main Tenis Meja? Ini Kata Dokter

Istilah aphasia muncul dalam sidang pertama Setya Novanto baru-baru ini. Tim dokter dari RS Cipto Mangunkusumo sempat menyinggung istilah ini saat hakim menanyakan kondisi Novanto. Dalam sidang tersebut, Novanto tampak kesulitan berkomunikasi seperti pada pengidap aphasia.

Gangguan berbahasa ini biasanya disebabkan oleh kerusakan bagian tertentu di otak akibat stroke maupun cedera di kepala. Beberapa waktu sebelumnya, Novanto memang terlibat kecelakaan saat mobilnya menabrak tiang lampu dan dilaporkan mengalami gegar otak.

Baca juga: Dokter Sebut 'Aphasia' di Sidang Setya Novanto, Gangguan Apa Sih Itu?

Masih terkait dengan kecelakaan Setya Novanto, pengacaranya saat itu Fredrich Yunadi menyebut kliennya sering tertidur saat diajak berbicara. Itu sebabnya, Novanto belum bisa banyak dimintai keterangan. Sering atau mudah tertidur, dalam dunia kesehatan tidur dikenal sebagai salah satu gejala narkolepsi. Ini termasuk kondisi serius yang menyerang saraf dan membuat seseorang bisa tertidur di sembarang tempat.

Baca juga: Tidur Terus Saat Diajak Bicara, Gejala Narkolepsi?

Dalam sidang pertama, Setya Novanto mengaku kurang sehat. Ia mengeluhkan diare sebanyak 20 kali dan sudah berlangsung beberapa hari. Selama itu pula, ia mengaku tidak diberi obat oleh dokter. Saat jeda sidang, ia juga menyempatkan diri pergi ke toilet.

Diare merupakan kondisi yang meyebabkan frekuensi buang air besar meningkat dari biasanya. Selain frekeuensi, konsistensi atau wujud feses (tinja) juga berubah menjadi lebih cair. Penyebabnya bisa karena infeksi virus maupun kuman, maupun non-infeksi seperti stres atau efek samping obat.

Baca juga: Setya Novanto: Saya 4-5 Hari Diare, Nggak Dikasih Obat Sama Dokter

(up/wdw)

Berita Terkait