Benarkah Bersepeda Dapat Mencederai Alat Kelamin Pria?

Benarkah Bersepeda Dapat Mencederai Alat Kelamin Pria?

Frieda Isyana Putri - detikHealth
Rabu, 21 Feb 2018 10:10 WIB
Benarkah Bersepeda Dapat Mencederai Alat Kelamin Pria?
Sebuah penelitian baru membantah teori bahwa tekanan dari sadel dapat menyebabkan disfungsi ereksi. Foto: Thinkstock
Jakarta - Dalam beberapa tahun terakhir, para ilmuwan telah mengaitkan bersepeda dengan beberapa masalah kesehatan pria, termasuk disfungsi ereksi. Mereka berspekulasi bahwa itu disebabkan oleh sadel yang mengurangi aliran darah ke penis.

Tetapi, kini para pesepeda memiliki kesempatan untuk mengugurkan permasalahan ini, berkat sebuah studi baru yang mengungkapkan bahwa bersepeda tidak mencederai alat kelamin atau fungsi urin pria sama sekali. Pesepeda memiliki risiko minim terkena penyakit jantung ataupun kanker, dan sebuah review di tahun 2011 menunjukkan bahwa bersepeda meningkatkan kebugaran dan membuat kita panjang umur.

Baca juga: Peneliti Sebut Bersepeda Tidak Membahayakan Kesehatan Seksual Pria

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dibandingkan dengan studi-studi lampau hanya menggunakan sampel yang sedikit, studi ini melibatkan lebih dari 2.500 pesepeda. Mereka membuat sebuah grup yang terdiri dari pesepeda, termasuk juga perenang dan pelari pria yang tidak bersepeda, dan menanyakan tentang kesehatan seksual, prostat, pengalaman kelamin mati rasa dan luka akibat sadel yang mereka alami.

Ditemukan bahwa para pesepeda tersebut tidak memiliki fungsi urine dan seksual yang buruk dibandingkan dengan para perenang dan pelari, tapi mereka lebih rentan terhadap urethal stricture atau penyempitan uretra yang dapat membatasi aliran urine.

Dan faktanya, saat mereka mengontrol untuk beberapa saat, menemukan bahwa pesepeda dengan instensitas lebih tinggi justru punya sedikit kasus disfungsi ereksi.

Mereka juga menemukan bahwa pengendara sepeda yang berdiri lebih dari 20 persen saat bersepeda memiliki peluang yang jauh lebih rendah untuk mengalami mati rasa pada kelamin setelahnya, dibandingkan dengan pengendara sepeda yang tidak pernah berdiri.

Benjamin Breyer, seorang profesor di University of California, San Francisco dan seorang peneliti dalam studi tersebut, menyarankan para pesepeda untuk mengambil langkah-langkah mencegah mati rasa setelah bersepeda yang lama.

"Saya berpikir bahwa sikap saat bersepedalah yang menuntun mati rasa pada perineum (area di antara kelamin dan dubur) yang berkepanjangan harus dihindari," ujarnya.

"Masalah ereksi transien bisa timbul setelah bersepeda yang cukup lama pada pengendara pria. Ada desain sadel yang berbeda yang memberi sedikit tekanan pada perineum, dan turun atau naik dari sadel pasti dapat membantu mencegah mati rasa," katanya, dikutip dari The Guardian.

Tapi, ia meyakinkan para pengendara, bersepeda tidak menyebabkan disfungsi ereksi. "Isunya lebih dalam daripada cuma sekedar bersepeda menyebabkan disfungsi ereksi atau tidak. Malahan, hanya duduk di sofa atau di depan komputer delapan jam sehari justru jadi hal terburuk untuk kesehatan seksual dan kesehatan Anda secara keseluruhan," katanya.

Dan untuk mereka yang menghindari bersepeda karena takut hal tersebut, Breyer berkata, "Menurut saya, kebanyakan, manfaat kardiovaskular dari olahraga benar-benar akan mendukung dan mungkin sekali meningkatkan performa mereka, bukan malah merusaknya."

Gurminder Mann, konsultan bedah dan urologis di Nottingham University Hospitals NHS Trust, menyetujui hal tersebut dan berkata bahwa studi tersebut memastikan risiko (bersepeda) pada fungsi urologi dan seksual dari pesepeda pria cukup kecil.

"Telah ada studi berkualitas rendah zaman dahulu yang mengungkapkan bahwa tekanan dari sadel dapat mengganggu aliran darah atau menyebabkan cedera ringan yang terus-menerus berakumulasi sepanjang waktu," ungkapnya.

Pada sebuah studi lampau, para peneliti dari Norwegia mengumpulkan data dari 160 pria setelah mereka berpartisipasi dalam tur bersepeda jarak jauh. Mereka menemukan bahwa satu dari lima pria mendapati penisnya mati rasa hampir selama seminggu setelah tur tersebut, dan 13 persen mengalami disfungsi ereksi yang berlangsung lebih dari seminggu dalam banyak kasus.

Baca juga: Terlalu Lama Bersepeda Bisa Bikin Penis Kesemutan?

Ada beberapa media yang memberitakan bahwa bersepeda menyebabkan kanker prostat. Tapi para peneliti mengaku bahwa penemuan mereka tidak serta-merta berarti ada kaitan langsung antara bersepeda dan kanker prostat karena sampelnya sedikit.

Sebuah studi di tahun 2009 yang melibatkan 15 atlet triathlon menemukan bahwa mereka yang memiliki level sperma yang cukup rendah untuk terkena masalah kesuburan bersepeda lebih dari 300 kilometer tiap minggunya.

Para peneliti menyarankan pada semua atlet triathlon agar membekukan sperma mereka terlebih dahulu sebelum berlomba sebagai tindakan pencegahan, dan juga untuk mengklarifikasi bahwa bersepeda ke kantor tidak memiliki konsekuensi yang sama.

Studi ini membantah semua hipotesis itu dan meyakinkan para pria untuk bersepeda. Hal ini terutama, sangat bermanfaat bagi pria dengan usia tertentu karena bersepeda memberi manfaat bagi jantung dan berdampak rendah pada sendi.

Baca juga: Tak Cuma Bikin Langsing, Bersepeda ke Kantor Juga Cegah Sakit Jantung

(wdw/up)

Berita Terkait