Dilaporkan dalam jurnal Evolution, Medicine and Public Health sang pria awalnya menjalani operasi pemasangan kateter jantung. Namun tidak lama setelah itu kateter yang dipasang ternyata terinfeksi oleh bakteri Pseudomonas aeruginosa.
Sang pria diberikan berbagai obat antibiotik jangka panjang namun infeksi terus kembali. Selama beberapa tahun ia harus keluar masuk rumah sakit karena bakteri P. aeruginosa masih terdeteksi dalam darahnya.
Kehabisan akal, dokter lalu dihubungi oleh ilmuwan dari Yale yang sudah lama meneliti virus bakteriofag (virus yang menginfeksi bakteri). Disebutkan bahwa ada satu strain virus yang kemungkinan dapat membantu bernama OMKO1.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Januari 2016 dengan persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) sang pria pun mulai menjalani terapi. Ratusan virus OMKO1 disuntikkan langsung ke dadanya.
Hasilnya setelah beberapa waktu sang pria bebas dari infeksi bakteri meski tanpa bantuan antibiotik jangka panjang. Infeksi tidak pernah kembali dan ia sudah bebas dari antibiotik selama 18 bulan.
"Kami berargumen bahwa terapi bakteriofag memegang peran penting dalam pemusnahan infeksi P. aeruginosa," tulis peneliti dalam jurnal dikutip pada Jumat (9/3/2018).
"Kami berharap studi eksplorasi seperti ini dapat memberikan bukti awal yang menunjukkan bahwa bakteriofag OMKO1 dapat meningkatkan efek antibiotik dalam melawan P. aeruginosa," pungkasnya.











































