Jakarta -
Denyut jantung atau juga dikenal dengan denyut nadi adalah tanda penting dalam bidang medis yang bermanfaat untuk mengevaluasi dengan cepat kesehatan atau mengetahui kebugaran seseorang secara umum.
Prof Dr dr Yoga Yuniadi, SpJP(K) dari Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita menyarankan seluruh masyarakat untuk melakukan cek denyut nadi secara rutin setiap hari. "Masyarakat harus aware bahwa dia harus MENARI (Meraba Nadi Sendiri). Paling bagus setidaknya sekali sehari," tuturnya kepada detikHealth beberapa waktu lalu.
Dengan rutin menghitung denyut nadi setiap hari, kita bisa mengurangi risiko terkena beberapa penyakit seperti penyakit jantung, stroke, hipertensi, aritmia (denyut jantung tak beraturan), jantung koroner atau sekadar mengetahui kadar stres serta kualitas tidur kita tiap harinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirangkum dari berbagai sumber, inilah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi denyut jantungmu:
Usia
Foto: thinkstock
|
Semakin tua seseorang, fungsi jantung juga mengalami degerasi atau penurunan karena efek fisiologis seperti pemendekan sel telomer (sel yang berperan dalam penuaan) dan penurunan kondisi terkait misal adanya penyakit atau masalah kesehatan tertentu.Dituturkan oleh dr Beny Hartono, SpJP, FIHA, pakar ritme jantung dari RS Premier Bintaro beberapa waktu lalu bahwa denyut jantung pada lansia cenderung melambat. "Tetapi jika denyut jantung kurang dari 60 kali per menit, bisa ada risiko kelainan jantung yang disebut dengan bradikardia," imbuhnya.
Aktivitas fisik
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Aktivitas fisik harian seperti berolahraga, atau hanya sesimpel jalan dan bergerak juga dapat mempengaruhi denyut jantungmu. ketika berolahraga, denyut jantungmu naik untuk memfasilitasi kebutuhan oksigen dan pembuangan karbon dioksida dari dan ke otot.Orang yang jarang melakukan aktivitas fisik biasanya memiliki denyut jantung normal di antara 60-100 bpm. Itu karena otot jantung harus bekerja keras untuk menjaga fungsi tubuh, membuatnya semakin naik.
Dikutip dari LiveScience, berolahraga secara rutin dapat menurunkan denyut jantung saat beristirahat (resting heart rate), yang dianggap menyehatkan dan adaptasi yang bermanfaat. Drink water before, during and after exercise to prevent dehydration. Being dehydrated can increase your heart rate and place more stress on the heart.
Jenis Kelamin
Foto: thinkstock
|
Perempuan biasanya punya denyut jantung lebih tinggi ketimbang laki-laki saat tidur dan bangun. Karena umumnya perempuan bertubuh lebih kecil dari laki-laki dan membutuhkan denyut jantung yang lebih cepat untuk memfasilitasi metabolisme.Selain itu karena perempuan memiliki massa otot yang lebih sedikit, dan otot berperan cukup banyak dalam metabolisme tubuh. Naiknya denyut jantung yang dialami oleh perempuan masih tergolong mekanisme alamiah tubuh untuk mengkompensasi tingkat metabolisme.
Temperatur
Foto: Thinkstock
|
Ketika temperatur (dan biasanya disertai kelembaban udara) naik, jantung memompa sedikit darah. Maka dari itu denyut jantung kita bisa jadi meningkat dan umumnya tidak lebih dari 5-10 denyut per menit.
Konsumsi kafein
Foto: thinkstock
|
Kafein yang ada dalam kopi, teh atau soda adalah obat penstimulus yang mempengaruhi sistem saraf yang meningkatkan denyut jantung. Efeknya mirip seperti adrenalin, yaitu sebuah hormon dalam tubuh yang bertanggungjawab untuk menaikkan denyut jantung.Stimulan lainnya yang memiliki efek mirip seperti kafein adalah kokain dan ephedrine.
Semakin tua seseorang, fungsi jantung juga mengalami degerasi atau penurunan karena efek fisiologis seperti pemendekan sel telomer (sel yang berperan dalam penuaan) dan penurunan kondisi terkait misal adanya penyakit atau masalah kesehatan tertentu.
Dituturkan oleh dr Beny Hartono, SpJP, FIHA, pakar ritme jantung dari RS Premier Bintaro beberapa waktu lalu bahwa denyut jantung pada lansia cenderung melambat. "Tetapi jika denyut jantung kurang dari 60 kali per menit, bisa ada risiko kelainan jantung yang disebut dengan bradikardia," imbuhnya.
Aktivitas fisik harian seperti berolahraga, atau hanya sesimpel jalan dan bergerak juga dapat mempengaruhi denyut jantungmu. ketika berolahraga, denyut jantungmu naik untuk memfasilitasi kebutuhan oksigen dan pembuangan karbon dioksida dari dan ke otot.
Orang yang jarang melakukan aktivitas fisik biasanya memiliki denyut jantung normal di antara 60-100 bpm. Itu karena otot jantung harus bekerja keras untuk menjaga fungsi tubuh, membuatnya semakin naik.
Dikutip dari LiveScience, berolahraga secara rutin dapat menurunkan denyut jantung saat beristirahat (resting heart rate), yang dianggap menyehatkan dan adaptasi yang bermanfaat. Drink water before, during and after exercise to prevent dehydration. Being dehydrated can increase your heart rate and place more stress on the heart.
Perempuan biasanya punya denyut jantung lebih tinggi ketimbang laki-laki saat tidur dan bangun. Karena umumnya perempuan bertubuh lebih kecil dari laki-laki dan membutuhkan denyut jantung yang lebih cepat untuk memfasilitasi metabolisme.
Selain itu karena perempuan memiliki massa otot yang lebih sedikit, dan otot berperan cukup banyak dalam metabolisme tubuh. Naiknya denyut jantung yang dialami oleh perempuan masih tergolong mekanisme alamiah tubuh untuk mengkompensasi tingkat metabolisme.
Ketika temperatur (dan biasanya disertai kelembaban udara) naik, jantung memompa sedikit darah. Maka dari itu denyut jantung kita bisa jadi meningkat dan umumnya tidak lebih dari 5-10 denyut per menit.
Kafein yang ada dalam kopi, teh atau soda adalah obat penstimulus yang mempengaruhi sistem saraf yang meningkatkan denyut jantung. Efeknya mirip seperti adrenalin, yaitu sebuah hormon dalam tubuh yang bertanggungjawab untuk menaikkan denyut jantung.
Stimulan lainnya yang memiliki efek mirip seperti kafein adalah kokain dan ephedrine.
(up/up)