Studi gabungan yang dilakukan peneliti dari Yale dan Fairfield University menyebut bahwa perokok mengonsumsi 200 kalori lebih banyak per harinya daripada orang yang tidak merokok. Konsumsi 200 kalori lebih banyak meningkatkan risiko kegemukan hingga obesitas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil penelitian menyebut bahwa perokok memang mengonsumsi makanan lebih sedikit daripada non-perokok. Hanya saja, kalori yang ada pada makanan perokok lebih banyak 0,23 kalori pergram makanan.
"Temuan kami menunjukkan bahwa porsi makan perokok lebih sedikit, namun ditujukan untuk menghasilkan energi yang lebih banyak. Dengan kata lain, jumlah kalori pada makanan perokok lebih banyak daripada non-perokok," ujar Dr Jacqueline Vernarelli dari Fairfield University, dikutip dari Daily Mail.
Dalam studi yang diterbitkan di jurnal BMC Public Health ini, peneliti menyebut risiko penyakit kardiovaskular pada perokok bukan hanya karena asap rokok dan racunnya. Risiko penyakit jantung dan stroke meningkat juga disebabkan karena bertambahnya kalori yang dimakan.
"Dengan penelitian ini, kami berharap intervensi diet juga dimasukkan dalam program berhenti merokok," tutupnya.
Baca juga: Tak Ingin Gemuk? Jauhi Asap Rokok |











































