"Keterangan dari saksi korban, mereka minumnya secara bersamaan karena ada suatu kegiatan," kata Kabid Humas Polda Jabar AKBP Trunoyudo Wisnu Andiko, dikutip dari detikNews.
Maraknya kasus miras oplosan ini menarik perhatian dokter jiwa. dr Andri, SpKJ, dari Klinik Psikosomatik RS Omni Alam Sutera menyebut miras oplosan sangat berbahaya karena dibuat dengan mencampur berbagai macam zat yang dianggap bisa bikin mabuk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal mencampurkan zat secara asal-asalan tanpa mengetahui efeknya sangat berbahaya. dr Andri mengatakan mungkin yang dicari adalah efek mabuk yang lebih hebat, namun risiko yang mengintai cukup besar, bahkan bisa menyebabkan kematian.
"Mencampur berbagai macam zat kimiawi itu sangat berbahaya, karena ada yang disebut sebagai interaksi antar zat, di mana zat yang dicampur-campur bisa memiliki reaksi yang mematikan," ungkap dr Andri kepada detikHealth.
Hal ini terjadi karena miras oplosan rata-rata dijual dengan mencampurkan berbagai macam bahan, mulai dari spiritus hingga obat nyamuk. Kandungan alkoholnya pun lebih tinggi daripada minuman-minuman keras lainnya yang dijual secara legal.
Untuk itu, dr Andri mengingatkan bahwa peran orang tua penting untuk mencegah anak-anak dan remaja mengonsumsi miras oplosan. Jangan sampai generasi muda penerus bangsa sakit-sakitan hingga meninggal karena konsumsi miras oplosan.
"Edukasi penting karena mencampur-campur zat kimia bisa mengancam nyawa. Kalau tidak meninggal, minimal hati dan ginjal yang berfungsi untuk membersihkan tubuh dari racun akan rusak," tutupnya.











































