"Aspek ramadan tetap diutamakan, jangan sampai terganggu. Tentu kami tetap puasa," kata Ketua Umum Bike to Work (B2W) Indonesia, Poetoet Soedarjanto, yang tahun ini akan gowes sekitar 800 km untuk mudik ke kampung halamannya, di Madiun, Jawa Timur.
Bersama Poetoet, akan ada sekitar 135 pesepeda yang juga akan mudik dengan sepeda ke berbagai kota di Pulau Jawa. Mereka terbagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan titik dan waktu keberangkatan. Poetoet sendiri akan ikut kelompok yang start tanggal 8 Juni 2018 dari Tangerang Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agar gowes mudik tidak mengganggu puasa, Poetoet menyarankan untuk mengatur ritme bersepeda sebaik-baiknya. Biasanya dimulai dengan start pada pukul 6 atau 7 pagi, berhenti untuk mencari masjid sekitar pukul 10-11 siang, lalu istirahat dan salat zuhur.
"Itu biasanya sudah dapat 50-70 km, tergantung kecepatan dan segala macam," jelas Poetoet.
Bersepeda ratusan kilometer tidak jadi halangan untuk tetap berpuasa. Foto: thinkstock |
Jika memungkinkan, dianjurkan untuk tidur sejenak, baru lanjut gowes lagi hingga jelang berbuka. Break lagi untuk berbuka, tarawih dan sebagainya.
"Nanti bisa dilanjutkan malam harinya. Kalau saya pribadi targetnya sehari dapat 150 km," kata Poetoet, yang kali ini menargetkan waktu tempuh 5-6 hari untuk tiba di kampung halaman.
Lewat kegiatan gowes mudik ini, Poetoet dan rekan-rekannya di B2W Indonesia ingin menyampaikan sejumlah pesan. Pertama, bahwa puasa bukan alasan untuk bermalas-malasan dan tidak produktif. Kedua, mengingatkan kembali bahwa ada pengguna jalan selain pemakai kendaraan bermotor, yang juga butuh berbagi jalan.
Selamat gowes ya, tetap sehat dan selamat sampai tujuan!
Tonton juga 'Asyiknya Ribuan Santri di Jombang Mudik Bareng':
(up/up)












































Bersepeda ratusan kilometer tidak jadi halangan untuk tetap berpuasa. Foto: thinkstock