Tercatat sepanjang tahun 2017 saja ada sekitar 20 ribu warga Eropa yang terinfeksi oleh campak dengan Romania disebut negara terdampak paling parah. Sementara itu di Rusia sendiri sepanjang tahun 2018 sudah ada lebih dari 800 kasus campak.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), 19 kasus campak per 1 juta orang dilaporkan tiap tahunnya di seluruh dunia, dan sekitar 89.780 meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biasanya dimulai dari bercak merah yang muncul di wajah dekat batas rambut dan menyebar turun ke leher, tubuh, lengan, kaki dan tungkai. Bintil-bintil kecil juga mungkin muncul di atas bercak merah tersebut," lapor pihak CDC dalam situsnya.
Campak menyebar seperti flu, karena virus campak tersebar melalui udara (airborne) lewat batuk atau bersin. Penyakit ini juga bisa menginfeksi seseorang melalui sentuhan.
CDC menyebutkan virus campak dapat bertahan hidup hingga dua jam di udara di mana seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin. Campak sangat mudah menular sehingga jika ada seseorang yang mengidapnya, 90 persen orang di sekitarnya dapat terinfeksi jika tak memiliki imunitas.
Biasanya, imunisasi campak beserta rubella sudah diberikan pada anak-anak usia 12-15 bulan dan diberikan lagi beberapa tahun kemudian. Jika kamu belum mendapatkan imunisasi sebelumnya, maka konsultasikan dulu ke dokter.
Belum ada pengobatan spesifik untuk campak, akan tetapi situs Mayo Clinic merekomendasikan untuk menggunakan obat penurun demam, antibiotik dan vitamin A untuk menanganinya. Biasanya jika terinfeksi tanpa komplikasi, bisa sembuh dalam kurun waktu dua minggu saja.
(frp/up)











































