Demi Kesehatan Jiwa, Wujudkan Pilkada 2018 yang Damai

Demi Kesehatan Jiwa, Wujudkan Pilkada 2018 yang Damai

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Rabu, 27 Jun 2018 12:50 WIB
Demi Kesehatan Jiwa, Wujudkan Pilkada 2018 yang Damai
Dokter jiwa mengingatkan agar perhelatan Pilkada 2018 tidak mengganggu kesehatan mental. Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Pilkada 2018 yang berlangsung hari ini dilakukan untuk memilih kepala daerah di 171 daerah di Indonesia. Dokter jiwa berpesan agar tidak mengganggu kesehatan jiwa, Pilkada 2018 diharuskan berjalan damai.

dr Andri, SpKJ, FAPM, dari RS Omni Alam Sutera mengatakan saat pilkada, pemilih harus paham bahwa hanya akan ada satu pemenang. Karena itu, pemilih yang mendukung pasangan calon (paslon) tertentu harus bisa bersikap dewasa menerima kekalahan.

"Penerimaan kekalahan yang baik dengan sikap ksatria dari paslon yang mereka pertontonkan di depan umum, bisa memengaruhi psikologis pendukungnya," ujar dr Andri kepada detikHealth.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


dr Andri mengatakan jika paslon bisa menerima kekalahan dengan legowo, maka pendukungnya pun akan bersikap demikian. Namun jika paslon tidak bisa menerima kekalahan dengan baik, dikhawatirkan akan membuat pendukung tidak tenang.

Di sisi lain, paslon yang menang juga perlu menjadi sosok contoh yang baik dengan tidak merayakannya secara berlebihan. dr Andri mengingatkan bahwa menang pilkada berarti menanggung amanah rakyat.

Terakhir, dr Andri juga menyebut masyarakat jangan terpancing dengan hasutan yang bersifat hoax atau memancing keributan, baik untuk yang menang maupun yang kalah.

"Kalau menang, kan dia jadi pemimpin untuk yang memilih maupun yang tidak memilih dia. Pemimpin yang amanah kan bukan hanya memimpin golongan tertentu saja, tapi juga kesejahteraan rakyat secara keseluruhan," tuturnya lagi.



(mrs/up)

Berita Terkait