Sajid Javid, Menteri Dalam Negeri Inggris, mengatakan ganja medis hanya akan boleh dijual oleh petugas medis khusus. Peresepannya pun juga hanya boleh dilakukan dokter yang sudah memenuhi persyaratan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebijakan soal penggunaan obat berbahan ganja menjadi perdebatan setelah seorang bocah berusia 12 tahun yang mengidap epilepsi berat harus menahan sakit karena tak boleh menggunakan minyak ganja. Hal ini menyebabkan timbulnya perdebatan dan audit dari banyak pakar.
"Kasus anak yang sakit baru-baru ini membuat saya paham bahwa posisi kita dalam penggunaan obat berbahan dasar ganja belum cukup baik. Ini yang menjadi alasan keputusan tersebut diambil," tuturnya lagi.
Sajid mengatakan peraturan ini akan mulai berlaku sejak akhir September 2018. Para pengidap penyakit kronis seperti epilepsi, nyeri kronis dan multiple sclerosis akan bisa mendapatkan obat berbahan ganja dengan bebas.
Meski begitu, Sajid menegaskan penggunaan ganja untuk keperluan rekreasional masih dilarang.
Inggris akan menyusul Jerman, Italia, dan Denmark sebagai negara-negara Eropa yang sudah melegalkan penggunaan ganja medis. Bulan lalu, Kanada menjadi negara kedua di dunia yang sudah melegalkan secara penuh penggunaan ganja, termasuk untuk rekreasional.











































