Tarik Jasarevic dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut adanya konflik saudara di Kongo menghambat penyaluran vaksin dan obat-obatan. Beberapa kamp tentara gerilya yang diduga terpapar virus Ebola juga berada di daerah yang sulit dijangkau.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data terbaru Kementerian Kesehatan Kongo menyebut 2.150 orang sudah terpapar virus Ebola dan menunjukkan gejala demam, muntah dan diare hebat. Selain keluarga pasien, tenaga kesehatan juga kelompok yang memiliki risiko tinggi.
Berbeda dengan wabah Ebola yang terjadi sebelumnya, sebagian besar pasien positif terinfeksi dan korban meninggal adalah anak-anak. Pemerintah Kongo pun masih akan melakukan investigasi terkait hal ini.
"Pekerjaan kami masih berat, termasuk menelusuri orang-orang yang terpapar virus. Investigasi dan pencarian aktif masih harus dilakukan, termasuk pemberian obat-obatan dan vaksinasi," tulis pemerintah dalam rilisnya.
Tonton juga video: 'Gawat! 3 Pasien Ebola di Kongo Kabur dari Rumah Sakit'
(mrs/up)











































