Bantun makanan, air bersih, terpal, selimut hingga obat-obatan masih dibutuhkan oleh korban gempa Lombok. Di sisi lain, dr Andri, SpKJ, FAPM, dari Klinik Psikosomatik RS Omni Alam Sutera mengatakan korban gempa Lombok juga membutuhkan bantuan psikologis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam pengalaman praktik klinis, ketika berhadapan dengan stres akut ini ada yang bisa dibantu dengan obat, tapi tidak semua disarankan. Mereka lebih butuhnya bantuan psikologis," tambah dr Andri lagi.
Dikatakan dr Andri, bantuan psikologis yang diberikan bisa berupa relaksasi. Korban gempa Lombok berisiko juga mengalami gangguan kecemasan yang ditandai dengan ketegangan otot, perasaan was-was dan jantung berdebar.
Lebih lanjut, bantuan psikologis bisa dilakukan dengan mengajak korban bermain atau melakukan hal-hal yang menyenangkan. Bermain hal menyenangkan bisa mengalihkan perhatian dari reaksi stres akut tersebut.
Mengapa bantuan psikologis diberikan? dr Andri menyebut hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya PTSD. Jika PTSD dibiarkan, bukan tak mungkin korban akan memilih untuk pergi dari tempat tinggalnya.
"Ada kemungkinan meninggalkan tempat, seperti korban gempa Padang beberapa tahun lalu. Karena trauma, pindah ke Jakarta atau tempat lain," tandasnya.
Tonton juga video: 'Pascagempa 6.9 SR, Warga Mataram Kembali Mendirikan Tenda'
(mrs/up)











































