4 Fakta Penting Seputar Rabies Si Penyakit Mematikan

4 Fakta Penting Seputar Rabies Si Penyakit Mematikan

Aisyah Kamaliah - detikHealth
Kamis, 23 Agu 2018 20:00 WIB
4 Fakta Penting Seputar Rabies Si Penyakit Mematikan
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta - Hari Rabies Sedunia jatuh setiap 23 Agustus di setiap tahunnya. Tahun ini Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) membawa tema 'Berbagi Pesan untuk Menyelamatkan Jiwa'.

Akan tetapi, pemahaman seputar penyakit yang satu ini perlu terus digalakkan. Rabies atau dikenal sebagai penyakit anjing gila adalah penyakit hewan menular. Ini disebabkan oleh virus dari genus Lyssavirus dan menyerang susunan saraf pusat.

Setiap tahunnya, rata-rata ada sekitar 55.000 orang yang meninggal karena rabies dan 95 persen terjadi di Asia dan Afrika menurut data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO). Hmm kalau di Indonesia sendiri seperti apa sih angkanya?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut penjelasan mengenai fakta penting seputar rabies:

Angka kematian setelah timbul gejala 100 persen

Foto: Wisma Putra
Setelah digigit, masa inkubasi pada manusia berkisar antara 2 mimggu sampai 2 tahun lamanya. Gejala seperti mual, takut air, takut angin, dan takut suara muncul rata-rata 2-3 bulan setelah gigitan. Nah apabila sudah tampak gejala, Case Fatality Rate atau risiko kematiannya mencapai 100 persen.

"Kalau yang positif itu pasti meninggal. Positif itu yang maksudnya ada gejalanya ya. Kalau dia takut ini, dia takut ini, itu berarti otaknya kena," dr Elizabeth Jane Soepardi, MPH, Dsc, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Ditjen P2P Kemenkes.

Cara penularannya

Foto: Rifkianto Nugroho
Virus rabies ditularkan ke manusia melalui gigitan hewan misalnya anjing, kucing, dan kera. Virus rabies masuk melalui luka yang ada di tubuh manusia, namun bukan cuma lewat gigitan lho.

Lewat makanan yang berisiko mengandung virus rabies (daging anjing atau kera misalnya) juga bisa. Kata dr Jane, kalau ada luka di dalam tubuh misalnya sariawan, atau luka di area pencernaan, virus tersebut bisa saja masuk ke sana.

"Tapi kalau enggak ada luka, virusnya bisa-bisa aja keluar," jelas dr Jane.

Provinsi dengan kasus rabies tertinggi

Foto: Rahma Lillahi Sativa/detikHealth
Tahun 2017, kasus rabies tertinggi di Indonesia dipegang oleh Sulawesi Selatan dan Kalimantan Barat dengan jumlah masing-masing 22 orang. Sulawesi Utara menyusul dengan 15 orang, Sumatera Utara 11 orang dan NTT 10 orang.

"Yang digigit lebih banyak dari ini, yang meninggal ini (datanya)," ungkap dokter Jane.

Ada provinsi yang bebas rabies

Foto: Syahdan Alamsyah
Di Indonesia, penyakit anjing gila tersebar di 25 provinsi. Hanya 9 provinsi yang sampai saat ini bebas rabies. Di antaranya Kepulauan Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, NTB, Papua, dan Papua Barat.
Halaman 2 dari 5
Setelah digigit, masa inkubasi pada manusia berkisar antara 2 mimggu sampai 2 tahun lamanya. Gejala seperti mual, takut air, takut angin, dan takut suara muncul rata-rata 2-3 bulan setelah gigitan. Nah apabila sudah tampak gejala, Case Fatality Rate atau risiko kematiannya mencapai 100 persen.

"Kalau yang positif itu pasti meninggal. Positif itu yang maksudnya ada gejalanya ya. Kalau dia takut ini, dia takut ini, itu berarti otaknya kena," dr Elizabeth Jane Soepardi, MPH, Dsc, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Ditjen P2P Kemenkes.

Virus rabies ditularkan ke manusia melalui gigitan hewan misalnya anjing, kucing, dan kera. Virus rabies masuk melalui luka yang ada di tubuh manusia, namun bukan cuma lewat gigitan lho.

Lewat makanan yang berisiko mengandung virus rabies (daging anjing atau kera misalnya) juga bisa. Kata dr Jane, kalau ada luka di dalam tubuh misalnya sariawan, atau luka di area pencernaan, virus tersebut bisa saja masuk ke sana.

"Tapi kalau enggak ada luka, virusnya bisa-bisa aja keluar," jelas dr Jane.

Tahun 2017, kasus rabies tertinggi di Indonesia dipegang oleh Sulawesi Selatan dan Kalimantan Barat dengan jumlah masing-masing 22 orang. Sulawesi Utara menyusul dengan 15 orang, Sumatera Utara 11 orang dan NTT 10 orang.

"Yang digigit lebih banyak dari ini, yang meninggal ini (datanya)," ungkap dokter Jane.

Di Indonesia, penyakit anjing gila tersebar di 25 provinsi. Hanya 9 provinsi yang sampai saat ini bebas rabies. Di antaranya Kepulauan Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, NTB, Papua, dan Papua Barat.

(ask/up)

Berita Terkait