Menurut ahli hipertensi paru dr Lucia Kris Dinarti, SpPD, SpJP dari RS Sardjito Yogyakarta, penyakit hipertensi paru kebanyakan disebabkan oleh adanya kelainan jantung bawaan pasien yang tidak terdeteksi dari lahir.
"Kelainan jantung bawaan menyebabkan adanya lubang di jantung sehingga aliran darah dari sisi kanan jantung menjadi terganggu. Akibatnya, darah akan sulit mengalir ke paru-paru dan tekanan pada arteri paru-paru juga meningkat." ujarnya pada Dialog Penyakit Hipertensi Paru di Raffles Hotel, Jakarta Selatan Senin (24/9/2018).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Ada Gym di Puskesmas, Kebayang Nggak Sih? |
Ahli hipertensi paru dr Lucia Kris Dinarti, SpPD, SpJP dari RS Sardjito Yogyakarta. Foto: Khadijah Nur Azizah/detikHealth |
Gejala hipertensi paru yang sulit untuk dideteksi menyebabkan penyakit ini menjadi penyebab kematian lebih tinggi dibandingkan kanker payudara dan kanker kolorektal. Pada anak, hipertensi paru biasanya di diagnosis sebagai TBC karena gejalanya yang mirip.
"Seringkali, keluhan pasien itu seperti adanya sesak napas yang tidak jelas, asma, sulit bernapas, dan cepat lelah. Pada kasus yang sudah parah, pasien bisa membiru badannya." jelasnya.
Oleh karena itu, dr Lucia menyarankan untuk segera berkonsultasi ke dokter spesialis agar penanganan bisa dilakukan dengan cepat sehingga risiko komplikasi penyakit hipertensi bisa dihindari.












































Ahli hipertensi paru dr Lucia Kris Dinarti, SpPD, SpJP dari RS Sardjito Yogyakarta. Foto: Khadijah Nur Azizah/detikHealth