Perlu diketahui, kanker serviks disebabkan oleh infeksi virus HPV (human papillomavirus) yang bercokol di area anogenital dan menular karena kontak seksual.
Marketing Manager PT KalGen DNA, dr. Angela Ardhianie, mengungkapkan penyebab kanker serviks 99.7% adalah virus HPV subtipe risiko tinggi, yang penularannya melalui kontak seksual. Jadi bisa dikatakan kanker serviks bukan kanker yang bersifat diturunkan atau genetik.
dr. Angela menjelaskan seseorang bisa didiagnosa terkena kanker serviks ketika sudah melalui waktu panjang. Awalnya, sel mulut rahim terinfeksi virus HPV. Lalu virus menetap, bereplikasi, menginfeksi sel sekitar.
Pada akhirnya, virus mengubah sel menjadi pra kanker dan sel kanker yang membutuhkan waktu 20-30 tahun. Maka penting untuk melakukan deteksi kanker serviks sejak dini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenai strategi pencegahan kanker serviks, dr. Angela memaparkan saat ini yang dijadikan acuan di seluruh dunia adalah hasil rekomendasi bersama dari beberapa organisasi seperti ACS, ASCCCP, ASCO.
Bagi wanita yang telah melakukan kontak seksual dianjurkan melakukan uji skrining dan deteksi dini dengan cara papsmear serta tes HPV secara berkala. Sedangkan, wanita berusia 12 hingga 26 tahun yang belum melakukan kontak seksual sebaiknya diberikan vaksinasi HPV.
"Untuk wanita yang belum pernah melakukan kontak sesual dan berusia dibawah 21 tahun bisa diberikan vaksin sebagai pencegahan. Sementara jika sudah pernah melakukan kontaks seksual, kanker serviks bisa dicegah dengan uji skrining terhadap virus HPV untuk mengetahui faktor risiko dan deteksi dini dengan papsmear untuk mengetahui indikasi perubahan sel sejak awal," pungkasnya. (ega/up)











































