5 Gejala Kanker Paru yang Kerap Terabaikan, Salah Satunya Nyeri Dada

5 Gejala Kanker Paru yang Kerap Terabaikan, Salah Satunya Nyeri Dada

Rosmha Widiyani - detikHealth
Senin, 17 Des 2018 14:33 WIB
5 Gejala Kanker Paru yang Kerap Terabaikan, Salah Satunya Nyeri Dada
Ilustrasi kanker paru-paru yang gejalanya sering diremehkan. Foto: iStock
Jakarta - Gejala kanker paru-paru ternyata bisa dideteksi sedini mungkin. Sayangnya gejala ini kerap dianggap remeh karena sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Kanker paru sebetulnya bukan penyakit yang berkembang dalam waktu cepat. Penyakit ini perlu waktu 10 tahun untuk berubah dari fase jinak menjadi ganas.

Guru Besar Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)-Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan Prof dr Anwar Jusuf, SpP(K) menjelaskan, sedikitnya ada 5 kondisi remeh yang bisa menjadi penanda gejala kanker paru.

"Bila mengalami kondisi berikut segera konsultasi pada dokter terkait. Jangan menganggap remeh kondisi tubuh hanya karena sering terjadi," kata dr Anwar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Batuk tidak kunjung sembuh

Foto: shutterstock
Menurut dr Anwar tidak ada yang disebut batuk biasa. Batuk adalah reaksi tubuh saat ingin mengeluarkan sesuatu yang tidak nyaman di sistem pernapasan. Masyarakat wajib waspada bila batuk tidak juga sembuh meski sudah diberi antibiotik atau kembali kambuh.

Sesak napas

Foto: ilustrasi/thinkstock
Sesak napas yang sebelumnya tidak ada bisa menandai gejala kanker paru. Sesak napas karena kanker kerap terjadi meski pasien tidak melakukan aktivitas berat. Rasa sesak muncul akibat pertumbuhan tumor yang menghalangi atau menekan saluran pernapasan.

Nyeri dada

Foto: thinkstock
Rasa nyeri di dada kerap muncul bersamaan dengan sensasi serupa di kepala, bahu, dan lengan. Sensasi tidak nyaman di dada mungkin disebabkan kanker yang tumbuh atau menyebar di kelenjar getah bening, dinding dada, atau lapisan paru. Rasa tidak nyaman juga bisa diakibatkan rusuk yang membengkak karena terdesak pertumbuhan sel kanker.

Benjolan di leher atau lengan

Foto: shutterstock
dr Anwar merujuk pada kondisi pasiennya yang seorang laki-laki berusia 40 tahun. Saat itu pasien datang dengan kondisi nyeri menetap di bahu kanan dan benjolan yang tumbuh beberapa bulan kemudian. Pasien kemudian berobat ke tabib, mantri, dan puskesmas namun tidak kunjung ada perbaikan selama 2 bulan. Pasien disarankan melakukan biopsi dengan hasil ada positif kanker. Sel kanker ternyata awalnya tumbuhnya di paru bagian kanan yang menyebar hingga bahu.

Kelumpuhan sebelah badan

Foto: Thinkstock
Berbeda dengan empat kondisi sebelumnya, kelumpuhan kerap disalahartikan sebagai dugaan stroke. dr Anwar kembali merujuk pada pasiennya yang seorang laku-laki berusia 50 tahun dengan gejala serupa. Hasil CT Scan menunjukkan adanya keganasan pada otak yang menyebabkan pasien tak bisa menggerakkan tubuh sebelah kanan. Keganasan ternyata diawali pertumbuhan sel kanker pada paru-paru pasien.
Halaman 2 dari 6
Menurut dr Anwar tidak ada yang disebut batuk biasa. Batuk adalah reaksi tubuh saat ingin mengeluarkan sesuatu yang tidak nyaman di sistem pernapasan. Masyarakat wajib waspada bila batuk tidak juga sembuh meski sudah diberi antibiotik atau kembali kambuh.

Sesak napas yang sebelumnya tidak ada bisa menandai gejala kanker paru. Sesak napas karena kanker kerap terjadi meski pasien tidak melakukan aktivitas berat. Rasa sesak muncul akibat pertumbuhan tumor yang menghalangi atau menekan saluran pernapasan.

Rasa nyeri di dada kerap muncul bersamaan dengan sensasi serupa di kepala, bahu, dan lengan. Sensasi tidak nyaman di dada mungkin disebabkan kanker yang tumbuh atau menyebar di kelenjar getah bening, dinding dada, atau lapisan paru. Rasa tidak nyaman juga bisa diakibatkan rusuk yang membengkak karena terdesak pertumbuhan sel kanker.

dr Anwar merujuk pada kondisi pasiennya yang seorang laki-laki berusia 40 tahun. Saat itu pasien datang dengan kondisi nyeri menetap di bahu kanan dan benjolan yang tumbuh beberapa bulan kemudian. Pasien kemudian berobat ke tabib, mantri, dan puskesmas namun tidak kunjung ada perbaikan selama 2 bulan. Pasien disarankan melakukan biopsi dengan hasil ada positif kanker. Sel kanker ternyata awalnya tumbuhnya di paru bagian kanan yang menyebar hingga bahu.

Berbeda dengan empat kondisi sebelumnya, kelumpuhan kerap disalahartikan sebagai dugaan stroke. dr Anwar kembali merujuk pada pasiennya yang seorang laku-laki berusia 50 tahun dengan gejala serupa. Hasil CT Scan menunjukkan adanya keganasan pada otak yang menyebabkan pasien tak bisa menggerakkan tubuh sebelah kanan. Keganasan ternyata diawali pertumbuhan sel kanker pada paru-paru pasien.

(up/up)

Berita Terkait