Namun, penelitian baru menunjukkan beberapa hormon maskulinisasi yang mendorong perkembangan penis bisa berasal dari sumber lain pada janin yang sedang berkembang, termasuk hati, adrenal dan plasenta.
Dikutip dari body+soul, gangguan perkembangan penis mempengaruhi sekitar satu dari 115 laki-laki dan angkanya terus meningkat. Salah satu faktor paling umum yang mendasarinya adalah hipospadia atau gangguan perkembangan uretra.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejadian hipospadia meningkat dua kali lipat selama 40 tahun terakhir. Peningkatan ini terkait dengan gaya hidup dan pencemaran bahan kimia yang biasanya digunakan dalam produk plastik, kosmetik dan pestisida.
"Ini dapat mengganggu hormon dan sistem metabolisme dalam tubuh serta membuat perkembangan penis menjadi terhambat," demikian dikutip dari situs tersebut.
Banyak penelitian yang telah mengidentifikasi bagaimana pencemaran bahan kimia secara negatif memengaruhi organ-organ, seperti hati dan adrenal, yang mengarah pada penyakit dan gangguan yang merusak kesehatan organ-organ ini dan mengganggu perkembangan penis pria.











































