"Terutama ketakutan. Jadi takut dikontrol sangat besar oleh amygdala. Semua informasi disaring dulu dari amygdala karena itu bagian otak primitif, dari semua makhluk hidup termasuk hewan," kata Dr Berry Juliandi, Msi, Sekretaris Jendral Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI), saat ditemui usai acara 'The Science Behind Hoax', Senin (18/2/2019).
Ketika seseorang merasa informasi tersebut tidak cocok atau mengganggu kepercayaannya, maka informasi tersebut bisa terhenti di bagian amydala tersebut tanpa harus mencari lebih dalam lagi. Dengan kata lain, otak menolak isi informasi yang ditawarkan pesan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dr Roby Muhamad, Ilmuan Sosial dari Universitas Indonesia dalam tempat yang sama turut menambahkan bahwa proses yang terjadi pada amygdala pun terjadi dengan sangat cepat.
"Isu-isu yang membagikan ketakutan dan harapan men-trigger apa yang disebut amygdala. Otak itu kan dari belakang ke depan, makin depan makin canggih. Informasi apapun amygdala dulu yang seleksi, kalau ada asosiasi misalnya dengan partai PDIP dia langsung nolak. Kalau lolos, dia akan diteruskan ke otak bagian tengah, relevan atau enggak dengan hidup kita," jelas Dr Roby.
"Itu reaksinya pun cepat sekali. Sama seperti kita lihat ular langsung menjauh. Jadi yang pertama muncul ada di amygdala, kalau relevan masuk ke korteks."











































