Dikutip dari The Sun, wanita asal Iran itu mengidap sindrom Sturge-Weber, yaitu kelainan neurokutaneus yang ditandai dengan adanya angioma di wajah. Pertumbuhan angioma di wajah Ellahe membuat mata kanannya buta, bibir serta pipinya rusak.
Yang menyedihkan, orang-orang merasa takut setiap melihatnya dan menganggap itu penyakit menular, bahkan beberapa orang menganggap itu merupakan cacat karena bahan kimia berbahaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bertahun-tahun para dokter tidak mengoperasinya karena merasa khawatir jika luka itu justru bisa membunuhnya. Namun pada 2009 lalu, Ellahe memutuskan untuk memulai pengobatan di New York, Amerika Serikat.
"Mereka (dokter) takut bahwa begitu mereka menyentuh tanda lahir saya, mereka tidak akan bisa menghentikan pendarahan," lanjutnya.
Dengan dr Milton Waner, Ellahe pun menjalani 20 kali operasi untuk menghilangkan angioma serta membenarkan struktur wajahnya, termasuk mencangkok kulit di pipi, hidung, dan kelopak mata.
Wajah Ellahe pun berubah membaik meskipun tanda lahirnya masih terlihat di hidung dan dahi, tapi merasa operasi tersebut telah mengubah hidupnya. Ia menjadi lebih percaya pada dirinya sendiri dan memiliki keberanian untuk melakukan apapun yang ia sukai.
"Saya percaya pada diri saya sendiri, wajah saya tidak mendefinisikan saya, apa yang mendefinisikan saya adalah kemampuan saya, apa yang saya lakukan dengan hidup saya dan bagaimana saya membantu orang lain," ungkapnya.
Ellahe pun berhasil menjadi mahasiswi keperawatan, dan ia berfokus pada kelulusan, menikah, dan berharap memiliki anak.











































