Terkait hal tersebut psikolog anak dan remaja Ratih Zulhaqqi dari Raqqi Consulting mengatakan bahwa orang tua perlu kerja sama dengan pihak sekolah, minimal tahu detail kegiatan orientasi.
Dengan demikian harapannya orang tua bisa tahu dan memperingatkan pihak sekolah bila anak tiba-tiba mengikuti kegiatan di luar program. Menurut Ratih program MOS yang tidak resmi ini rentan terjadi perpeloncoan karena di luar pengawasan sekolah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada beberapa cerita dari pasien kejamnya perpeloncoan di sekolah. Tapi itu biasanya memang tidak terjadi di dalam sekolah. Sekolahnya enggak tahu karena dibuat sama kakak-kakak kelas yang mengundang adeknya," kata Ratih saat dihubungi detikHealth pada Senin (15/7/2019).
Dari pengalaman Ratih kadang ada beberapa dari anaknya sendiri yang minta perpeloncoan tidak dilaporkan karena takut dimusuhi. Nah untuk hal ini orang tua perlu memberi pembekalan pada anak tentang bagaimana seharusnya orientasi dijalankan.
"Anak harus benar-benar tahu ini pelonco atau kriminalitas karena anak tidak bisa membedakan kalau sudah ranah hukum. Tanamkan ke diri anak kalau ini bahaya enggak bisa dibiarkan begitu saja," kata Ratih.
"Kalau dia dimarahin sampai mengancam hak hidup itu sudah kriminal bukan orientasi memberikan tata tertib. Akhirnya kan jadi rantai kehidupan yang tidak pernah selesai, nanti mereka jadi kakak kelas seperti itu," pungkasnya.
(fds/up)











































