Jenis Obat Ini Paling Banyak Dipalsukan dan Beredar di Apotek

Jenis Obat Ini Paling Banyak Dipalsukan dan Beredar di Apotek

Rosmha Widiyani - detikHealth
Kamis, 25 Jul 2019 06:33 WIB
Jenis Obat Ini Paling Banyak Dipalsukan dan Beredar di Apotek
BPOM tidak mengungkap nama-nama apotek yang jadi korban penyaluran obat palsu dari PT JKI (Foto: iStock)
Jakarta - Kasus obat palsu yang dilakukan Pedagang Besar Farmasi (PBG) PT Jaya Karunia Investindo (JKI) menggunakan modus operasi repackaging. Pemilik PBF yang juga produsen obat palsu melakukan pengemasan ulang produk obat generik dan kedaluwarsa.

"Produk yang dipalsukan kebanyakan untuk pengobatan jangka panjang yang perlu waktu bertahun-tahun. Misal obat untuk penyakit diabetes dan yang mengalami masalah kardiovaskuler," kata Direktur Pengawasan Produksi Obat, Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Rita Endang pada detikHealth, Rabu (24/7/2019).



ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam rilisnya, BPOM mengatakan pelaku menggunakan obat generik yang seharusnya bisa diperoleh dengan harga terjangkau. Obat dikemas ulang menjadi obat dengan merk yang harganya lebih tinggi dengan kualitas setara generik.

Produsen juga menggunakan obat kadaluwarsa yang diperoleh dari wilayah Jakarta dan Semarang. Sama dengan generik, obat tersebut dikemas ulang dan diedarakan ke apotek dalam jaringan PBF PT JKI.

BPOM kembali mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati menghadapi peredaran obat palsu. Supaya tidak terjebak, BPOM menyarankan memperhatikan detail produk dan mengecek kemasan, label, nomor izin edar, dan tanggal kadaluwarsa.

Terkait kasus pemalsuan obat tersebut, BPOM telah mengeluarkan edaran untuk tidak memperjualbelikan produk dari distributor PT JKI. Rekomendasi pencabutan izin untuk PBF tersebut juga sudah dikeluarkan.




(up/up)
Teror Obat Palsu di Apotek
14 Konten
Salah satu pedagang besar farmasi melakukan praktik curang. Mereka membeli obat-obat generik dan kedaluwarsa lalu mengemas ulang sebagai obat bermerk. Obat palsu tersebut diedarkan di 197 apotek di Jabodetabek.

Berita Terkait