Ine bercerita bahwa orang-orang seringkali menatapnya jijik. Bahkan saat duduk di bangku SMP, Ine seringkali bolos sekolah karena dibully dan dikucilkan teman-temannya.
"Dari kelas 7-9 dibully tiap hari. Hampir tiap hari nangis sejadi-jadinya. Aku gak punya temen, cuma mama yang bisa jadi temen sharing ku," curhat Ine di akun Twitternya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebenernya biar aku merasa lega aja dan ingin mencari teman, karena kan di real life aku gapunya temen. Aku ngga nyangka sih bakal viral kayak gini," aku Ine pada detikHealth.
Ine mengaku setelah kisahnya viral di media sosial, orang-orang yang tadinya sering merisak dirinya kini menjadi baik dan sekarang ia memiliki banyak teman.
Sebenernya biar aku merasa lega aja dan ingin mencari teman, karena kan di real life aku gapunya temen. Aku ngga nyangka sih bakal viral kayak gini. Ine - Pengidap Sindrom Marfan |
Banyak orang yang akhirnya bersimpati memberikan semangat pada Ine dan mengajaknya berteman. Tak terkecuali Gibran, putra Jokowi.
"Mari berteman, Ine," tulis Gibran melalui akun Twitter @markobar1996.
Sindrom Marfan sendiri merupakan gangguan genetika langka yang mempengaruhi jaringan ikat. Karena jaringan ikat terdapat di seluruh tubuh, maka sindrom ini dapat mempengaruhi mata, tulang dan rangka, jantung, pembuluh darah, dan paru-paru. Sampai saat ini Sindrom Marfan belum ada obatnya.
dr Widya Eka Nugraha, MSi Med, konselor genetika dari RS Medika Dramaga Bogor, mengatakan bahwa semua kelompok memiliki kerentanan yang sama, yaitu sekitar 1 banding 5.000 jiwa.
(up/up)











































