Menurut BPOM, cemaran NDMA ditemukan dalam jumlah kecil sehingga risikonya sangat rendah dibanding manfaat penggunaan obat. Namun BPOM menganggap perlu untuk menyampaikan risiko ini secepatnya pada tenaga kesehatan.
Dengan adanya informasi awal ini, dokter ahli pencernaan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, FACG, menyarankan masyarakat tak perlu khawatir. Namun masyarakat disarankan berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dr Ari, obat ranitidin pasti ditarik dari peredaran jika berbahaya. Hingga saat ini belum ada penarikan ranitidin dari pasaran umum, artinya obat tersebut masih aman digunakan masyarakat.
Ranitidin adalah nama zat aktif untuk menekan produksi asam lambung dan mencegah munculnya luka di sistem pencernaan. Produk dengan zat aktif ranitidin tersedia dalam bentuk generik maupun dengan merk dagang. Ranitidin tersedia dalam bentuk tablet, sirup, dan injeksi.
Dikutip dari situs Agency for Toxic Substances and Disease Registry (ATSDR), paparan NDMA berisiko merusak fungsi hati. NDMA bisa masuk ke dalam tubuh melalui udara, obat, dan makanan. Dampaknya bergantung pada cara terpapar, dosis, kebiasaan, dan adanya faktor kimia lain dalam tubuh.
(up/up)











































