"Tahun 2021 perhitungan aktuaria kami akan mengalami surplus dan 2020 bisa menutup defisit carry over di 2019 ini," ujarnya di Kantor Pusat BPJS Kesehatan, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Selasa (19/11/2019).
Hal yang sama juga dikatakan oleh Direktur Perencanaan, Pengembangan dan Manajemen Risiko Dr Mundiharno, MSi bahwa defisit masih tetap ada di tahun 2020. Namun besaran angkanya diperkirakan menurun secara signifikan dari tahun 2019.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, defisit BPJS Kesehatan diprediksi mencapai Rp 32 triliun hingga akhir tahun 2019. Fachmi menyebut, pada Jumat (22/11/2019), pemerintah mencairkan dana sekitar Rp 9,13 triliun untuk BPJS Kesehatan.
"Kita dapat tambahan dana karena iuran PBI (penerima bantuan iuran) naik. Rencananya kalau tidak ada halangan, Jumat akan cair. Kita langsung distribusikan ke rumah sakit, paling lambat Senin. Besarannya kurang lebih Rp 9,13 triliun," katanya.
"Minggu depan akan turun lagi tahap berikutnya sekitar Rp 13-14 triliun. Itu gambarannya," pungkas Fachmi.
(wdw/fds)











































