"Aku tak merasakan gatal, kesemutan atau apapun setelah aku mengecat rambut dan mencucinya. Keesokan harinya aku pergi bekerja dan merasakan gatal di bagian leher. Aku minta rekan kerjaku untuk memeriksa leher dan ia terkejut melihat luka bakar tersebut," tuturnya, dikutip dari Fox News.
Reaksi alergi ini terus memburuk seiring berlalunya waktu, dan segera muncul benjolan di kedua sisi wajah Julie dan mulai menekan ke dalam kepalanya. Ia meminum antihistamin dan kemudian mencari bantuan dokter, yang meresepkan steroid.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Julie kemudian merasakan rasa terbakar dan gatal yang tak tertahankan di kulit kepalanya. Diketahui, Julie mengalami reaksi alergi terhadap paraphenylenediamine (PPD), bahan kimia yang biasa ditemukan dalam pewarna rambut gelap yang dapat menyebabkan reaksi keras di beberapa konsumen.
PPD juga dapat ditemukan di tato makeup dan cat kuku, dan suatu reaksi dapat menyebabkan komplikasi fatal termasuk gangguan pernapasan, gagal ginjal, dan kerusakan jaringan otot, menurut Journal of Research in Medical Sciences.
"Aku takkan pernah lagi mewarnai rambutku lagi. Aku takut seperti apa reaksi selanjutnya. Faktanya, para dokter telah memberi tahuku bahwa reaksi selanjutnya akan lebih buruk," pungkasnya.
Baca juga: Cara Menebalkan Rambut yang Kuat dan Fleksibel Untuk Bebaskan Diri Lakukan Apapun
National Health Security (NHS) merekomendasikan untuk melakukan uji tempel sebelum menggunakan pewarna rambut permanen atau semi-permanen, terlepas dari merek yang digunakan. Tes ini melibatkan menempatkan sejumlah kecil pewarna di belakang telinga atau siku bagian dalam dan membiarkannya mengering untuk melihat apakah ada iritasi atau gejala.
(frp/up)











































