Mengapa Ada Pasien Corona Alami Gangguan Indra Perasa dan Pencium?

Mengapa Ada Pasien Corona Alami Gangguan Indra Perasa dan Pencium?

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Rabu, 20 Mei 2020 19:15 WIB
Mengapa Ada Pasien Corona Alami Gangguan Indra Perasa dan Pencium?
Hilangnya kemampuan penciuman bisa jadi gejala virus Corona. (Foto ilustrasi: DW News)
Jakarta -

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mencatat sembilan gejala baru virus Corona COVID-19. Salah satunya gangguan pada indra pencium dan perasa.

Mengutip USA Today, CDC mengatakan gejala-gajala baru virus Corona termasuk gangguan indra perasa dan pencium baru akan muncul 14 hari setelah terpapar Corona.

Bagaimana sebenarnya virus Corona dapat memicu gejala baru tersebut?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gangguan indra perasa dan pencium juga disebut anosmia. Para ahli mengatakan kerusakan saraf di rongga hidung adalah penyebab dari kondisi anosmia.

"Dengan cara yang sama kita memiliki ujung saraf yang merangsang seseorang untuk batuk, kita memiliki ujung saraf di hidung kita yang bertanggung jawab atas indra penciuman kita," kata Viscidi.

ADVERTISEMENT

"Itu bisa menjadi tanda bahwa ujung saraf meradang," lanjutnya.

Menurut penelitian Jurnal Chemicel Senses, reseptor utama terletak di dua lorong sempit yang disebut celah penciuman. Jika celah penciuman ini meradang, reseptor bau tidak dapat mendeteksi aroma.

Para ahli mengatakan gejala aneh ini biasanya muncul pada pasien di bawah usia 40 tahun. Gejala ini menandakan virus Corona berada di saluran pernapasan bagian atas. Hal ini biasanya merupakan penanda untuk gejala virus Corona COVID-19 ringan dan kemungkinan tidak berkembang ke kondisi yang parah atau kritis.




(naf/fds)

Berita Terkait