Dilakukan Terus-menerus, Kebiasaan Ini Justru Ganggu Kesehatan Miss V

Dilakukan Terus-menerus, Kebiasaan Ini Justru Ganggu Kesehatan Miss V

- detikHealth
Senin, 23 Jun 2014 19:03 WIB
Dilakukan Terus-menerus, Kebiasaan Ini Justru Ganggu Kesehatan Miss V
ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Menjaga kebersihan daerah kewanitaan memang penting dilakukan. Terutama untuk mencegah kondisi yang tak diinginkan misalnya saja keputihan berlebih. Vaginal douching, waxing, atau menggunakan pantyliner pun kerap dilakukan.

Memang lumrah, tapi jika dilakukan terus-terusan, kebiasan-kebiasaan seperti itu, tanpa disadari sering jadi rutinitas harian wanita justru bisa membahayakan daerah kewanitaannya, seperti dirangkum detikHealth, Senin (23/6/2014) berikut:

ilustrasi (Foto: Thinkstock)

1. Menggunakan pantyliner tiap hari

ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Dikatakan dr Eddy Karta SpKK dari EDMO Klinik Jakarta Selatan, penggunaan pantyliner setiap hari tidak dianjurkan karena dicurigai bisa meningkatkan kelembaban di area vagina.

"Makin lembab area vagina, potensi timbulnya jamur juga makin tinggi apalagi kalau si wanitanya gampang berkeringat," tutur dr Eddy.

1. Menggunakan pantyliner tiap hari

ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Dikatakan dr Eddy Karta SpKK dari EDMO Klinik Jakarta Selatan, penggunaan pantyliner setiap hari tidak dianjurkan karena dicurigai bisa meningkatkan kelembaban di area vagina.

"Makin lembab area vagina, potensi timbulnya jamur juga makin tinggi apalagi kalau si wanitanya gampang berkeringat," tutur dr Eddy.

2. Memakai celana ketat

ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jika ingin mengurangi pertumbuhan jamur di vagina, dr Laksmi Duarsa SpKK dari D&I Skin Center Denpasar mengatakan hindari penggunaan celana dalam yang ketat untuk mengurangi kelembaban di daerah vagina.

Senada dengan dr Laksmi, dr Eddy menyarankan para wanita menggunakan celana dalam dengan bahan yang menyerap keringat. Jika diperlukan tak ada salahnya mengganti pakaian dalam yang disesuaikan dengan tingkat aktivitasnya.

2. Memakai celana ketat

ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jika ingin mengurangi pertumbuhan jamur di vagina, dr Laksmi Duarsa SpKK dari D&I Skin Center Denpasar mengatakan hindari penggunaan celana dalam yang ketat untuk mengurangi kelembaban di daerah vagina.

Senada dengan dr Laksmi, dr Eddy menyarankan para wanita menggunakan celana dalam dengan bahan yang menyerap keringat. Jika diperlukan tak ada salahnya mengganti pakaian dalam yang disesuaikan dengan tingkat aktivitasnya.

3. Brazilian waxing

ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Untuk menghilangkan rambut kemaluan di vagina, teknik brazilian waxing pun dilakukan beberapa wanita. Teknik ini dilakukan dengan cara menggunakan lilin untuk merontokkan sebagian besar atau seluruh bulu kemaluan. Mengenai keamanannya, sebenarnya bulu kemaluan dapat berfungsi sebagai pelindung dan bantalan vulva vagina.

Selain itu, waxing juga dapat mengganggu atau merobek kulit serta menyebabkan ruam dan infeksi. Tempat perawatan kecantikan yang tidak higienis dapat meningkatkan risiko terjadinya masalah. Apabila menemukan bisul atau bengkak bernanah, segera temui dokter karena dapat merembet ke saluran genital.

3. Brazilian waxing

ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Untuk menghilangkan rambut kemaluan di vagina, teknik brazilian waxing pun dilakukan beberapa wanita. Teknik ini dilakukan dengan cara menggunakan lilin untuk merontokkan sebagian besar atau seluruh bulu kemaluan. Mengenai keamanannya, sebenarnya bulu kemaluan dapat berfungsi sebagai pelindung dan bantalan vulva vagina.

Selain itu, waxing juga dapat mengganggu atau merobek kulit serta menyebabkan ruam dan infeksi. Tempat perawatan kecantikan yang tidak higienis dapat meningkatkan risiko terjadinya masalah. Apabila menemukan bisul atau bengkak bernanah, segera temui dokter karena dapat merembet ke saluran genital.

4. Vaginal douching

ilustrasi (Foto: Thinkstock)
dr Irfan Mulyana SpOG mengatakan douching atau membasuh vagina dengan sabun atau cairan antiseptik tidak dianjurkan. Sebab, secara alamiah daerah vagina harus dalam kondisi asam sehingga bisa memproteksi bakteri dari luar.

"Vagina douching mengubah tingkat keasaman dan flora normal, akibatnya vakteri mudah masuk. Pakai air daun sirih itu tidak dianjurkan karena prinsipnya sama daun sirih justru bisa mematikan flora normal di vagina," jelas dr Irfan.

4. Vaginal douching

ilustrasi (Foto: Thinkstock)
dr Irfan Mulyana SpOG mengatakan douching atau membasuh vagina dengan sabun atau cairan antiseptik tidak dianjurkan. Sebab, secara alamiah daerah vagina harus dalam kondisi asam sehingga bisa memproteksi bakteri dari luar.

"Vagina douching mengubah tingkat keasaman dan flora normal, akibatnya vakteri mudah masuk. Pakai air daun sirih itu tidak dianjurkan karena prinsipnya sama daun sirih justru bisa mematikan flora normal di vagina," jelas dr Irfan.

5. Pakai tisu antiseptik usai buang air kecil

ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Sama halnya dengan penggunaan pantyliner, dr Eddy tak menganjurkan para wanita membasuh area vaginanya dengan tisu antiseptik usai buang air kecil. Oleh karena itu, dr Eddy menyarankan sebaiknya gunakan tisu biasa saja.

"Saat mengeringkan area vagina pun jangan digosok-gosok karena bisa menimbulkan iritasi. Sebaiknya disentuh secara perlahan saja," ujarnya.

5. Pakai tisu antiseptik usai buang air kecil

ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Sama halnya dengan penggunaan pantyliner, dr Eddy tak menganjurkan para wanita membasuh area vaginanya dengan tisu antiseptik usai buang air kecil. Oleh karena itu, dr Eddy menyarankan sebaiknya gunakan tisu biasa saja.

"Saat mengeringkan area vagina pun jangan digosok-gosok karena bisa menimbulkan iritasi. Sebaiknya disentuh secara perlahan saja," ujarnya.
Halaman 2 dari 12
Dikatakan dr Eddy Karta SpKK dari EDMO Klinik Jakarta Selatan, penggunaan pantyliner setiap hari tidak dianjurkan karena dicurigai bisa meningkatkan kelembaban di area vagina.

"Makin lembab area vagina, potensi timbulnya jamur juga makin tinggi apalagi kalau si wanitanya gampang berkeringat," tutur dr Eddy.

Dikatakan dr Eddy Karta SpKK dari EDMO Klinik Jakarta Selatan, penggunaan pantyliner setiap hari tidak dianjurkan karena dicurigai bisa meningkatkan kelembaban di area vagina.

"Makin lembab area vagina, potensi timbulnya jamur juga makin tinggi apalagi kalau si wanitanya gampang berkeringat," tutur dr Eddy.

Jika ingin mengurangi pertumbuhan jamur di vagina, dr Laksmi Duarsa SpKK dari D&I Skin Center Denpasar mengatakan hindari penggunaan celana dalam yang ketat untuk mengurangi kelembaban di daerah vagina.

Senada dengan dr Laksmi, dr Eddy menyarankan para wanita menggunakan celana dalam dengan bahan yang menyerap keringat. Jika diperlukan tak ada salahnya mengganti pakaian dalam yang disesuaikan dengan tingkat aktivitasnya.

Jika ingin mengurangi pertumbuhan jamur di vagina, dr Laksmi Duarsa SpKK dari D&I Skin Center Denpasar mengatakan hindari penggunaan celana dalam yang ketat untuk mengurangi kelembaban di daerah vagina.

Senada dengan dr Laksmi, dr Eddy menyarankan para wanita menggunakan celana dalam dengan bahan yang menyerap keringat. Jika diperlukan tak ada salahnya mengganti pakaian dalam yang disesuaikan dengan tingkat aktivitasnya.

Untuk menghilangkan rambut kemaluan di vagina, teknik brazilian waxing pun dilakukan beberapa wanita. Teknik ini dilakukan dengan cara menggunakan lilin untuk merontokkan sebagian besar atau seluruh bulu kemaluan. Mengenai keamanannya, sebenarnya bulu kemaluan dapat berfungsi sebagai pelindung dan bantalan vulva vagina.

Selain itu, waxing juga dapat mengganggu atau merobek kulit serta menyebabkan ruam dan infeksi. Tempat perawatan kecantikan yang tidak higienis dapat meningkatkan risiko terjadinya masalah. Apabila menemukan bisul atau bengkak bernanah, segera temui dokter karena dapat merembet ke saluran genital.

Untuk menghilangkan rambut kemaluan di vagina, teknik brazilian waxing pun dilakukan beberapa wanita. Teknik ini dilakukan dengan cara menggunakan lilin untuk merontokkan sebagian besar atau seluruh bulu kemaluan. Mengenai keamanannya, sebenarnya bulu kemaluan dapat berfungsi sebagai pelindung dan bantalan vulva vagina.

Selain itu, waxing juga dapat mengganggu atau merobek kulit serta menyebabkan ruam dan infeksi. Tempat perawatan kecantikan yang tidak higienis dapat meningkatkan risiko terjadinya masalah. Apabila menemukan bisul atau bengkak bernanah, segera temui dokter karena dapat merembet ke saluran genital.

dr Irfan Mulyana SpOG mengatakan douching atau membasuh vagina dengan sabun atau cairan antiseptik tidak dianjurkan. Sebab, secara alamiah daerah vagina harus dalam kondisi asam sehingga bisa memproteksi bakteri dari luar.

"Vagina douching mengubah tingkat keasaman dan flora normal, akibatnya vakteri mudah masuk. Pakai air daun sirih itu tidak dianjurkan karena prinsipnya sama daun sirih justru bisa mematikan flora normal di vagina," jelas dr Irfan.

dr Irfan Mulyana SpOG mengatakan douching atau membasuh vagina dengan sabun atau cairan antiseptik tidak dianjurkan. Sebab, secara alamiah daerah vagina harus dalam kondisi asam sehingga bisa memproteksi bakteri dari luar.

"Vagina douching mengubah tingkat keasaman dan flora normal, akibatnya vakteri mudah masuk. Pakai air daun sirih itu tidak dianjurkan karena prinsipnya sama daun sirih justru bisa mematikan flora normal di vagina," jelas dr Irfan.

Sama halnya dengan penggunaan pantyliner, dr Eddy tak menganjurkan para wanita membasuh area vaginanya dengan tisu antiseptik usai buang air kecil. Oleh karena itu, dr Eddy menyarankan sebaiknya gunakan tisu biasa saja.

"Saat mengeringkan area vagina pun jangan digosok-gosok karena bisa menimbulkan iritasi. Sebaiknya disentuh secara perlahan saja," ujarnya.

Sama halnya dengan penggunaan pantyliner, dr Eddy tak menganjurkan para wanita membasuh area vaginanya dengan tisu antiseptik usai buang air kecil. Oleh karena itu, dr Eddy menyarankan sebaiknya gunakan tisu biasa saja.

"Saat mengeringkan area vagina pun jangan digosok-gosok karena bisa menimbulkan iritasi. Sebaiknya disentuh secara perlahan saja," ujarnya.

(rdn/up)

Berita Terkait